“Urban Gardening atau Berkebun di Perkotaan” sebagai upaya menopang ketahanan pangan dan menerapkan edukasi pangan sehat di dalam komunitas

Urban Gardening” atau bertani bagi masyarakat perkotaan sedang banyak diangkat di berbagai negara. Di Indonesia, urban gardening mulai menjadi sorotan dalam satu dekade terakhir. Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari penerapan urban gardening bagi masyarakat, yaitu peningkatan ketahanan pangan, pengendalian ekonomi masyarakat dan peningkatan keanekaragaman hayati (IPLBI, 2016).

Jurnal berjudul “The impact of urban gardens on adequate and healthy food: a systematic review” yang dipublikasikan di Public Health Nutrition: 21(2), 416–425 mengulas hal-hal menarik tentang urban gardening. Selain memberi manfaat di bidang ketahanan pangan, urban gardening memberikan manfaat dibidang promosi kesehatan. Proses berkebun dapat menjadi media edukasi masyarakat tentang jenis-jenis bahan makanan kaya gizi yang beraneka ragam, kandungan gizi yang terdapat dalam bahan makanan mentah tersebut dan bagaimana bahan tersebut dapat diolah menjadi berbagai produk. Selain itu, berkebun dapat menginspirasi kepedulian masyarakat terhadap lingkungan pangan yang sehat dan menunjang status gizi. Dengan menanam sendiri pangan yang akan dikonsumsi, diharapkan masyarakat dapat memiliki pengalaman dalam memproduksi pangan yang bebas pestisida dan selanjutnya dapat mengonsumsi pangan segar berkualitas.

Pelaksanaan urban gardening juga berpengaruh terhadap peningkatan variasi dan jumlah bahan makanan serta kemudahan akses bahan makanan. Kemudahan akses dapat dirasakan dari tersedianya bahan makanan dalam jumlah yang cukup dan dapat dijangkau dari segi harga. Pada akhirnya, urban gardening diharapkan dapat berkontribusi meningkatkan kualitas dan kuantitas asupan gizi keluarga. Namun demikian, kegiatan berkebun secara umum memerlukan kesabaran dan ketekunan karena produk bahan pangan tidak dihasilkan dalam waktu yang singkat. Beberapa kelompok ibu PKK telah mencoba menerapkan berkebun di lahan terbatas perkotaan. Tantangan utama yang dihadapi adalah bagaimana mengusahakan keberlangsungan inisiatif tersebut di tengah masyarakat.

Kegiatan urban gardening dalam skala komunitas lebih dikenal sebagai “Community Garden” atau komunitas berkebun. Komunitas berkebun dapat berkontribusi sebagai media diskusi, edukasi pangan sehat dan bergizi, membangun kolaborasi dan promosi keamanan pangan. Sejauh ini, kegiatan komunitas berkebun diikuti oleh banyak orang dari latar belakang usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan budaya yang beragam. Kondisi ini menjadikan community garden dapat berperan sebagai media interaksi sosial dan kolaborasi lebih lanjut (Rogge dkk, 2020).

Secara keseluruhan, praktik berkebun dapat berkontribusi terhadap promosi ketahanan pangan, edukasi makanan sehat dan bergizi dan pemenuhan kebutuhan pangan sehari-hari. Selain itu, praktik berkebun bersama dapat memberikan kesempatan untuk berinteraksi dan berbagi ilmu serta pengalaman. Tidak ketinggalan, berkebun juga merupakan salah satu bentuk aktivitas fisik yang menyenangkan.

 

Sumber Bacaan:

Rogge, Nicole., Theesfeld, Insa., Strassner, Carola. The potential of social learning in community gardens and the impact of community heterogeneity. Learning, Culture and Social Interaction 24 (2020) 100351, 1-13.

Garcia, M. T., Ribeiro, S. M., Germani, A. C. C. G., Bógus, C.M. The impact of urban gardens on adequate and healthy food: a systematic review. Public Health Nutrition: 21(2), 416–425.

Vidyana., Murad, Firmansyah. Community Garden di Indonesia Kasus : Komunitas Bandung Berkebun. Dalam Prosiding Temu Ilmiah IPLBI (2016).

Leave a comment

Dampak Covid