Penanganan Stunting secara Multisektoral: Pembelajaran dari Negara Colombia

Stunting masih mejadi masalah utama Indonesia dibidang kesehatan. Permasalahan stunting sangat kompleks, sehingga harus diselesaikan secara lintas sektor atau istilahnya intersectoral actions (ISA). Indonesia merupakan salah satu negara yang sebenarnya sudah menerapkan aksi beberapa lintas sektor dalam penanganan stunting, yaitu melalui Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting (StraNas Stunting). Stranas stunting melibatkan akademisi serta organisasi profesi, masyarakat madani di tingkat nasional, regional dan lokal. Namun, banyak hal yang masih perlu dikritisi karena meskipun ISA sudah diterapkan, angka stunting masih  tinggi.

Ada beberapa catatan penting dari case report di Bogotá, Colombia dalam menangani stunting. Beberapa catatan penting yang perlu menjadi pertimbangan dalam penanggulangan stunting antara lain:

  • Pencegahan dan penanggulangan stunting merupakan tugas beberapa multi sektor secara kolaboratif. Beberapa sektor penting diluar sektor kesehatan yang harus dilibatkan antara lain : cabang eksekutif pemerintah, bantuan sosial, pendidikan, pembangunan ekonomi, lingkungan, masyarakat, dan sektor swasta. Partisipasi multi sektor secara kolaboratif harus didorong oleh para peneliti dan pemangku kebijakan. Sektor-sektor yang berpartisipasi harus bisa mengidentifikasi tujuan bersama untuk memastikan sumber daya manusia dan materi tersedia. Pada praktek pelaksanaannya dibutuhkan koordinasi dengan tokoh masyarakat setempat.
  • Pada prakteknya, aksi intra sektor sangat dihargai, namun kurang koordinasi dan keterampilan manajeman. Hal ini membahayakan implementasi intervensi kompleks yang diperluklan untuk mengintegrasikan sektor yang berbeda. Kegiatan kolaborasi multi sektor harus selalu dievaluasi secara berkala dan dikoordinasikan secara aktif oleh koordinator pelaksana. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan aksi kolaborasi.
  • Isu stunting perlu diposisikan di agenda pemerintahan dan dalam misi bantuan sosial, kesehatan dan sektor swasta. Lembaga legislatif pemerintah seharusnya menjadikan penanggulangan stunting sebagai prioritas yang harus ditangani. Perlunya melibatkan perusahana asuransi dalam intervensi. Selain itu, semua bidang dalam sektor kesehatan harus dilibatkan dalam penanggulangan stunting.
  • Akses informasi dan berbagi data sangat penting. Selama ini, pembagian data antar sektor terbatas karena undang-undang perlindungan data. Data kurang konsisten dan
  • Kondisi yang paling dibutuhkan dalam penanggulangan stunting antara lain koordinasi pemerintah daerah dengan sektor terkait (66,6%), kapasitas dan wewenang untuk menjamin pelayanan gizi bagi bayi dan anak oleh sektor kesehatan (57,1%), serta kecukupan sumber daya yang efisien untuk intervensi (54,8%).
  • Beberapa penyebab kegagalan penanggulangan stunting disebabkan oleh pendapatan keluarga (76%), kualitas makanan (76%), dan pelayanan kesehatan (64%).

Sumber bacaan:

Botero-Tovar et al. 2020. Factors influencing delivery of intersectoralactions to address infant stunting in Bogotá, Colombia–a mixed methods casestudy. BMC Public Health 20:925.

Leave a comment

Dampak Covid