Pola Makan Masyarakat Selama Bulan Ramadan

                Ramadan memiliki ciri khas yang berbeda dibandingkan dengan bulan lain dilihat dari keanekaragaman makanan. Pola makan masyarakat banyak mengalami perubahan pada bulan ini. Makan utama yang awalnya tiga kali berubah menjadi dua kali, waktu makan yang berbeda, jenis makanan yang dikonsumsi pun berbeda dibandingkan bulan lainnya. Hal ini menarik untuk dilihat dari sudut pandang ilmu gizi. Dari segi kesehatan personal, sudah banyak riset yang menunjukkan manfaat puasa bagi kesehatan. Lalu bagaimana puasa ramadan apabila dilihat dari sudut pandang yang lebih luas?

                Beberapa tahun terakhir, masyarakat indonesia juga mengalami peningkatan yang pesat terkait konsumsi makanan yang dibeli melalui aplikasi food delivery. Salah satu aplikasi food delivery terbesar di Indonesia membuka data pembelian makanan melalui aplikasi food delivery selama bulan ramadan. Data yang digunakan adalah data puasa ramadan tahun 2020 dimana masyarakat lebih banyak di rumah terkait situasi pandemi. Pada ramadan tersebut, menu paling populer adalah ayam goreng, ikan sambal matah, dan bebek goreng. Setiap daerah ternyata memiliki preferensi makanan favorit yang berbeda, diantaranya mie ayam pedas dan udang keju (di Surabaya), nasi urap dan kwetiaw goreng (di Medan), jalangkote dan es pisang ijo (di Makassar). Yang menjadi menu favorit sahur adalah nasi dan ayam goreng krispi. Dari segi minuman, menu paling banyak dipesan adalah susu segar. Namun jika dilihat berdasar kota, menu terbanyak adalah es krim (di Surabaya), milk tea dengan bubble (di Medan), serta es pisang ijo (di Makassar). Tren budaya makan makanan berlemak dan makanan manis masih mendominasi sebagai makanan paling populer saat berpuasa di Indonesia. Tentunya ada sisi positif dan sisi negatif akibat perubahan pola makan masyarkat. Dari bidang kesehatan, hal ini juga perlu menjadi perhatian mengingat perubahan budaya makan ini akan terus berlanjut hingga lebaran (bulan berikutnya). Perlu terus adanya edukasi kesehatan, khususnya edukasi dalam skala besar terkait edukasi makan sehat selama bulan ramadan.

Penelitian yang dilakukan di Ghana mencoba ingin mengetahui keanekaragaman konsumsi makanan dan pola makan pada remaja di bulan ramadan. Data yang dikumpulkan antara lain berat badan, tinggi badan, asesmen dietary diversity, skor dish variety, serta pola makan (menggunakan formulir food frequency questionnaire). Dari segi variasi makanan, makanan yang dikonsumsi memiliki variasi yang lebih banyak. Data asupan buah dan susu juga mengalami peningkatan. Namun, konsumsi sayur berdaun hijau dan kacang-kacangan justru mengalami penurunan. Ada resiko defisiensi zat gizi disini. Dari hasil riset tersebut dapat menjadi catatan penting bahwa pola makan anak dan remaja perlu mendapatkan perhatian lebih mengingat anak dan remaja masih dalam masa pertumbuhan serta memerlukan kecukupan zat gizi.

Sumber bacaan:

Ali, Zakari & Abizari, AR. 2018. Ramadan fasting alters food patterns, dietary diversity and body weight among Ghanaian adolescents. Nutrition Journal (2018) 17:75 https://doi.org/10.1186/s12937-018-0386-2

https://www.grab.com/id/press/tech-product/data-ramadan-grab-ini-bukti-masyarakat-indonesia-adalah-foodie-sejati/

Leave a comment

Dampak Covid