Dukungan Pemberian ASI Menentukan Masa Depan Bangsa

Air susu ibu (ASI) merupakan makanan utama bagi bayi yang paling sempurna kandungan gizinya. Selain mempengaruhi sstatus gizi anak saat ini, ASI juga mempengaruhi status gizi jangka panjang karena berkaitan dengan kejadian stunting. Pemerintah semakin menggencarkan kampanye penanggulangan stunting, salah satunya dengan meningkatkan perhatian akan pemberian ASI.

Dalam situasi pandemi ini, ada berita kurang baik mengenai data bayi yang memperoleh ASI eksklusif. Data RISKESDAS 2021 menunjukkan bahwa terdapar penurunan ASI eksklusif sebesar 12% dibandingkan data tahun 2019, sehingga hanya 2,3 juta bayi yang mendapatkan ASI eksklusif pada usia kurang dari 6 bulan. Selain ASI eksklusif yang menurun, angka inisiasi menyusui dini (IMD) juga mengalami penurunan dari 58,2% menjadi 48.6%. Kondisi ini menimbulkan keprihatinan bersama. Penurunan ini diduga merupakan dampak dari sulitnya akses layanan konseling menyusui. Kemenkes mengungkapkan bahwa ibu dan pengasuh anak dibawah dua tahun yang memperoleh layanan konseling ASI tidak lebih dari 50%. Yang lebih menyedihkan lagi adalah adanya pemasaran produk pengganti ASI yang tidak sesuai dengan aturan.

Pekan ASI sedunia pada 1-7 Agustus lalu seolah menjadi pengingat kembali untuk berbagai pihak agar lebih meningkatkan perhatian terhadap pemberian ASI. Terlebih saat ini situasi pandemi semakin membaik. Tema pekan ASI sedunia tahun ini adalah “Set Up for Breastfeeding: Educate and Support”.

Pemerintah didukung UNICEF dan WHO terus berusaha untuk meningkatkan promosi dan praktek menyusui. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan layanan konseling menyusui secara online maupun offline, dan mengatur secara tegas terkait pemasaran produk pengganti ASI yang tidak tepat. Dengan upaya tersebut, diharapkan dapat meningkatkan jumlah bayi yang memperoleh ASI eksklusif karena perhatian masyarakat mengenai pentingnya ASI bagi kondisi kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan anak meningkat.

Robert Gass selaku wakil dari UNICEF mengingatkan akan pentingnya ASI bagi masa depan bangsa, “Pemberian ASI adalah salah satu cara paling efektif untuk melindungi kesehatan anak dan ibu, sekaligus memberikan anak awal terbaik dalam kehidupannya.” Kita juga mengingat kembali apa yang pernah disampaikan oleh bapak Jusuf Kalla saat memberikan arahan dalam pembukaan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi Tahun 2018, ”Kalau yang lahir hari ini tidak diberikan gizi yang baik, baik ibu dan anaknya, tidak diberikan ASI Eksklusif maka 20 atau 30 tahun yang akan datang, generasi kita (Indonesia) menjadi generasi yang stunting (kerdil). Berbicara masalah stunting, kita sedang membicarakan bangsa ini ke depan.”

Sumber bacaan:

https://bem.fkkmk.ugm.ac.id/2021/08/02/pekan-asi-sedunia-2021/

https://dinkes.ntbprov.go.id/artikel/pekan-asi-sedunia-step-up-for-breastfeeding-educate-and-support/

https://dinkes.surakarta.go.id/pekan-asi-sedunia-tahun-2021-melindungi-dan-memfasilitasi-busui-adalah-kewajiban/

https://ukesma.ukm.ugm.ac.id/2019/08/08/asi-partisipasi-ibu-dalam-mengedukasi-generasi-berprestasi/

https://www.kemkes.go.id/article/view/18070500001/wapres-jusuf-kalla-bicara-pencegahan-stunting-bicarakan-masa-depan-bangsa.html

https://www.unicef.org/indonesia/id/press-releases/pekan-menyusui-sedunia-unicef-dan-who-serukan-dukungan-yang-lebih-besar-terhadap

Leave a comment

Dampak Covid