Milenial Sadar Gizi capai Gizi Optimal

Pada peringatan Hari Gizi Nasional ke-60 tahun ini, tema yang diambil adalah “Gizi Optimal Untuk Generasi Milenial”. Tema ini diusung mengingat dua kelompok usia yang paling penting dalam pembangunan kesehatan, yaitu usia 1000 hari pertama kehidupan (HPK) dan usia remaja. Diharapkan, remaja Indonesia menjadi remaja yang berkualitas sehingga memiliki hidup yang berkualitas di usia produktif untuk perbaikan generasi selanjutnya. Permasalahan gizi yang dihadapi di Indonesia adalah triple burden disease, diantaranya status gizi kurang, status gizi lebih, dan kekurangan zat gizi mikro. Status gizi kurang dan kekurangan zat gizi mikro mengakibatkan turunnya kualitas generasi selanjutnya, sementara status gizi lebih memberikan efek ksesehatan jangka panjang berupa peningkatan resiko kesakitan dan kematian saat dewasa.

Usia remaja merupakan masa transisi yang mengakibatkan perubahan signiikan pada fisik dan perilaku yang bedampak pada kesehatan. Pada tahun 2013, Bibiloni dkk dalam publikasinya yang berjudul Body image and eating patterns among adolescent dalam jurnal BMC Public Health (2013) 13:1104, 1-10 melakukan riset cross sectional pada 1.231 remaja usia 12-17 tahun di Spanyol. Dalam riset tersebut dilakukan pengukuran antropometri, body image, determinan sosial ekonomi dan konsumsi makanan. Hasil yang menjadi perhatian adalah tentang body image. Pada 39,1% remaja laki-laki dan 47,8% remaja perempuan yang memiliki status gizi kurang/normal dan komposisi lemak tubuh normal masih berharap memiliki bentuk tubuh yang lebih kurus. Remaja masih merasa tubuhnya tidak sesuai dengan bentuk tubuh yang diinginkan meskpiun secara antopometri tubuhnya masuk dalam kategori normal. Pada remaja laki-laki dan perempuan yang gemuk, mereka menginginkan tubuhnya lebih kurus. Usaha yang dilakukan adalah mengurangi asupan beberapa jenis makanan, diantaranya sereal sarapan, pasta, nasi, minyak, lemak, makanan tinggi lemak minuman bersoda, coklat dan olahan susu. Namun, beberapa remaja mengubah pola makannya dengan cara yang tidak tepat, yaitu mengurangi frekuensi makan utama dan selingan menjadi ≤3 kali per hari dan melewatkan sarapan.

Dari riset tersebut dan kondisi triple burden disease yang masih terjadi, dapat kita ketahui bahwa masih banyak kesalahan persepsi tubuh yang ideal serta pengaturan pola makan pada remaja. Kesadaran, peningkatan pengetahuan gizi remaja yang benar dan peran aktif masyarakat dalam penanganan masalah gizi remaja diharapkan menjadi outcome program HGN tahun ini. Bentuk kegiatan yang diadakan antara lain kompetisi bertemakan gizi remaja, edukasi di berbagai media dan kegiatan sosial.  

Sumber Bacaan:

Bibiloni, M D M., Pich, Jordi., Pons, Antoni., Tur, J A. Body image and eating patterns among adolescents. BMC Public Health (2013) 13:1104, 1-10.

Dirjen Kesehatan Masyarakat. Panduan Kegiatan Hari Gizi Nasional Peringatan Hari Gizi Nasional ke-60 tahun 2020. Jakarta: 2020.

Leave a comment

Dampak Covid