Berbuka dengan yang cukup Manis?

Sugar -swetened beverages (SSBs) atau minuman manis adalah setiap cairan yang diberi tambahan pemanis dari berbagai jenis gula tambahan seperti gula merah, gula jagung, sirup jagung, dekstrosa, fruktosa, glukosa, sirup jagung tinggi fruktosa, madu, laktosa, sirup malt, maltosa, molase/tetes tebu, gula murni, dan sukrosa. Contohnya antara lain minuman soda biasa (tidak termasuk soda tanpa gula), minuman buah, sport drinks, minuman berenergi, air dengan pemanis, serta kopi dan teh dengan tambahan gula (CDC, 2017). Akhir-akhir ini, konsumsi minuman manis di negara berkembang mengalami kenaikan yang sangat pesat. Hal ini dikarenakan oleh penyebaran urbanisasi dan masifnya pemasaran minuman. Masyarakat rata-rata tidak menyadari bahwa asupan gula berlebih adalah ancaman bagi tubuhnya. Sensasi manis yang menyenangkan serta efek yang tergolong lambat mengkin merupakan salah satu faktor yang membuat orang ‘tetap tenang’ meskipun asupan gulanya berlebih.

Minuman dengan kadar gula yang tinggi berada pada urutan terendah bagi minuman dalam efeknya pada kesehatan. Hal ini dikarenakan gula pada minuman hanya mengandung tinggi kalori namun miskin zat gizi. Berbeda halnya dengan gula pada buah-buahan yang diimbangi dengan serat, vitamin, mineral dan nutrasetikal. Asupan gula yang berlebih mengakibatkan kenaikan berat badan,  meningkatkan resiko penyakit kronik (diabetes tipe 2, penyakit jantung, dll), penyakit asam urat/gout, kerusakan gigi, gangguan kesehatan tulang, serta kematian di usia muda.

Pada bulan Ramadhan ini masyarakat mendapatkan tantangan lebih terkait asupan gula. Setelah seharian berpuasa, orang Indonesia cenderung berbuka dengan minuman manis dalam jumlah banyak, antara lain teh manis, sirup, kopi manis, minuman manis dengan perasa, jus dengan tinggi gula, dll. Selain dari minuman, menu makanan berbuka masyarakat Indonesia juga mengandung gula yang tinggi. Gula dapat dengan mudah ditemukan pada snack (kue, coklat, selai, dll) dan lauk (diolah dengan banyak kecap dan gula). Untuk mengantisipasi hal tersebut, dapat kita mulai dari diri sendiri dan keluarga untuk mengendalikan asupan gula. Saat berbuka, memang disarankan untuk mengkonsumsi sumber gula, namun jenis dan jumlahnya harus diatur. Kita bisa memilih berbuka dengan kurma dan air putih atau susu dibandingkan minuman manis lain. Susu merupakan minuman yang kaya akan zat gizi. Namun, pemilihan jenis susu juga harus  teliti, pilihlah susu plain dibandingkan susu dengan variasi rasa (vanilla, coklat, stroberi, madu, dll) karena memiliki tambahan gula yang tinggi.

Demi menjaga tubuh agar tetap sehat, asupan gula yang disarankan dalam sehari adalah kurang dari 25 gram atau setara dengan 6 sendok teh. Maksimal asupan gula dalam sehari adalah 50 gram. Jumlah tersebut sudah terhitung dari minuman dan makanan. Biasakan untuk membaca label nilai gizi, menghitung asupan gula yang kita konsumsi dalam sehari dan memantau berat badan.

Selain menjadi tugas seseorang untuk mengontrol asupan gula, pemerintah memiliki tanggung jawab besar untuk memberikan kebijakan untuk mengedukasi masyarakat untuk membatasu asupan gula dan mengontrol pemasaran produk tinggi gula. 

 

Sumber bacaan:

Philipsborn, VP., et al. 2019. Cutting back on sugar-swetened beverages: What works? Diakses dari https://www.cochrane.org/CD012292/PUBHLTH_cutting-back-sugar-swetened-beverages-what-works.

CDC. 2017. Get the facts: sugar swetened beverages and consumption. Diakses dari https://www.cdc.goc/nutrition/data-statistics/sugar-swetened-beverages-intake.html.

Harvard School of Public Health. 2019. Sugary drinks. Diakses dari https://www.hsph.edu/nutritionsource/healthy-drinks/sugary-drinks.

WHO. 2016. WHO calls on countries to reduce sugars intake among adults and children. Diakses dari https://www.who.int/mediacentre/news/release/2015/sugar-guideline/en/.

Kemenkes. 2018. Berapa anjuran konsumsi gula, garam, dan lemak per-harinya? Diakses dari https://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/page/15/berapa-anjuran-konsumsi-gula-garam-dan-lemak-per-harinya

Leave a comment

Dampak Covid