Pengantar Mingguan: 27 Juni 2023

Faktor Resiko Prenatal dan Perinatal terhadap Obesitas Anak Balita

Riset terkait obesitas pada anak semakin berkembang. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa serangkaian kodisi prenatal dan perinatal berhubungan dengan resiko kelebihan berat badan. Pencegahan dan penanggulangan obesitas pada usia anak-anak harus benar-benar diupayakan. Hal ini dikarenakan kelebihan berat badan dan obesitas pada anak yang dibiarkan dapat berlanjut hingga dewasa. Faktor resiko prenatal dan perinatal harus semakin diperhatikan agar penanggulangan kelebihan berat badan dan obesitas di Indonesia menyentuh semua lini.

Selengkapnya


Makanan dan Lingkungan Indonesia Kian Obesogenik

Kondisi obesitas di Indonesia kian hari kian memprihatinkan. Kondisi ini diperparah dengan ketersediaan makanan dan kondisi lingkungan yang terus memicu kenaikan angka obesitas atau semakin obesogenik. Hal ini berarti lingkungan di Indonesia membuat makanan dan minuman yang mengandung tinggi garam, gula dan lemak (GGL) mudah tersedia dan terjangkau. Sementara kesempatan untuk mengakses alternatif yang lebih sehat dan gaya hidup lebih aktif semakin terbatas. UNICEF melakukan studi untuk menganalisis faktor resiko lingkungan obesogenik, diantaranya:

Selengkapnya


Weight Faltering Awal Kejadian Stunting

“Sering ditemui permasalahan, anak dengan berat badan yang naik tidak sesuai dengan target karena anak sering sakit. Sakit mengakibatkan anak sulit mencapai target berat badan. Di sisi lain, berat badan yang kurang juga mengakibatkan anak sering sakit. Kedua hal tersebut bagaikan lingkaran setan, sehingga perlu diputus.”

Proses anak yang normal menjadi stunting atau tubuh pendek tidak serta merta berjalan dalam waktu singkat. Terdapat proses yang sebenarnya panjang namun sering terabaikan. Kejadian stunting berawal dari kenaikan berat yang tidak sesuai dengan target yang direkomendasikan atau istilah populernya dikenal dengan ‘weight faltering’. Apabila dilihat dari grafik, maka akan tampak garis pertumbuhan berat badan berdasar usia yang melandai.

Selengkapnya


Strategi Keberhasilan Penerapan Cukai Minuman Berpemanis (SSBs)

Adanya kebijakan penerapan cukai minuman diharapkan dapat berjalan sesuai dengan rencana. Dengan penerapan cukai SSBs yang berhasil, beberapa manfaat yang diharapkan antara lain penurunan konsumen terhadap konsumsi SSBs, penurunan prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas, penurunan permasalahan kesehatan (diabetes, jantung, stroke, kematian dini), serta peningkatan pendapatan pemerintah. Namun, sebelum mencapai keberhasilan tersebut, perlu beberapa strategi khusus yang harus dijalankan, diantaranya:

Selengkapnya


Potret Negara Berhasil dalam Menerapkan Cukai Minuman Berpemanis (SSBs)

Tingginya angka penyakit tidak menular (PTM) di seluruh dunia memacu berbagai negara untuk berusaha mengendalikan jumlah penambahan kasus baru. Kebanyakan kejadian PTM diawali oleh pola makan tidak sehat. Makanan dan minuman yang populer saat ini hampir semuanya mengandung tinggi kalori dari lemak dan gula. Tingginya gula dari minuman menjadikan perhatian yang lebih di bidang kesehatan. Minuman manis dianggap lebih membahayakan karena dengan mengkonsumsi minuman manis tidak ada efek mengenyangkan. Sehingga, konsumsinya akan lebih susah dikendalikan. Padahal kadar gula yang didalamnya tinggi. Belum lagi efek ketergantungan yang mengakibatkannya dikonsumsi secara terus-menerus.

Selengkapnya


Pertimbangan Penting dalam Penegakan Cukai Minuman Berpemanis (SSBs)

Dalam menegakkan pembebanan cukai minuman berpemanis atau sugar-sweetened beverages (SSBs), pemerintah perlu mempertimbangkan beberapa hal agar efektif dan sesuai. Harapannya ketepatan penegakan akan menjamin manfaat kesehatan dan ekonomi yang maksimal. Beberapa pertimbangan penting dalam merancang cukai SSBs antara lain:

Selengkapnya


Manfaat Cukai Minuman Berpemanis

Rencana pembebanan cukai minuman berpemanis di Indonesia terus digulirkan. Kian hari, variasi minuman manis dalam kemasan semakin bertambah, dan pada saat yang sama distribusi minuman berpemanis tersebut semakin meluas. Kenaikan kasus diabetes pada anak diharapkan dapat mendorong pengambil kebijakan untuk segera menetapkan langkah strategis untuk mengendalikan faktor risiko, salah satunya asupan gula yang di luar batas.

Selengkapnya


Cukai Minuman Berpemanis

Angka kejadian diabetes di Indonesia terus saja mengalami peningkatan. Terlebih diabetes pada anak yang mengalami peningkatan sebanyak 70 kali. Kondisi memprihatinkan akan kejadian penyakit tidak menular semakin menyita perhatian. Tidak hanya diabetes, berbagai penyakit tidak menular yang disebabkan oleh pola hidup tidak sehat juga terus mengalami peningkatan. Banyak upaya yang dilakukan pemerintah untuk melandaikan kejadian penyakit tidak menular. Salah rencana untuk menekan kejadian penyakit tidak menular adalah rencana pembebanan cukai pada makanan/minuman.

Selengkapnya


Lawan Obesitas dengan Menjadi Lebih Aktif

Obesitas merupakan permasalahan yang kompleks. Selain disebabkan oleh faktor makanan, obesitas juga dipicu oleh kurangnya aktifitas fisik. Di zaman yang serba mudah ini, orang menjadi lebih malas untuk bergerak. Kemudahan dalam semua hal juga memunculkan resiko kesehatan jangka panjang. Misalnya saja dengan adanya delivery food yang sangat mudah dan terjangkau. Untuk mendapatkan makanan, tadinya orang harus aktif bergerak untuk memasak atau minimal jalan untuk membeli. Namun saat ini, cukup dengan menyentuh layar gadget, makanan akan tiba di depan rumah.

Selengkapnya


Anak Obesitas Belum Tentu Gizinya Terpenuhi

Obesitas pada anak terkadang dipahami sebagai suatu kondisi yang kurang tepat. Seolah-olah, anak dengan obesitas kebutuhan gizinya terpenuhi dengan sangat baik, bahkan berlebih. Namun apabila diamati lebih dekat sebenarnya mayoritas anak yang mengalami obesitas tidak memperoleh gizi yang cukup/sesuai. Kecukupan gizi anak tidak hanya dilihat dari pencapaian berat badan. Kegemukan pada anak disebabkan oleh berlebihnya asupan kalori. Hal tersebut bukan berarti menunjukkan bahwa kebutuhan gizi anak seperti protein, vitamin, meneral dan serat juga berlebih.

Selengkapnya


Tingginya Asupan Gula: Ancaman Kesehatan Jangka Panjang

Pekan lalu telah terselenggara webinar dalam rangka peringatan Hari Obesitas Sedunia. Permasalahan obesitas tidak jauh dari permasalahan asupan gula yang tinggi. Tingginya asupan gula secara nasional tampak dari meningkatnya angka permintaan gula, bahkan sampai membutuhkan impor gula dari negara lain. Kementrian Kesehatan RI memberikan edukasi batasan asupan gula sebanyak 50 gram (4 sendok makan) per-hari. Belum ada rekomendasi khusus untuk batasan gula bagi anak. Belajar dari negara lain, Dietary Guidelines for Americans 2020-2025 menyarankan untuk anak dibawah 2 tahun tidak disarankan dibeli makanan atau minuman dengan tambahan gula. American Academy of Pediatrics (AAP) memberikan rekomendasi asupan gula bagi anak usia 2-18 tahun sebanyak maksimal 25 gram (2 sendok makan) per-hari. Batasan gula yang dimaksud adalah gula yang ditambahkan pada makanan dan minuman seperti gula pasir, gula jawa, gula batu, nektar, madu, gula kelapa, dan sirup.

Selengkapnya


Belajar dari Negara dengan Street Food Terbaik bagi Diabetisi

Beberapa tahun terakhir ini, street food di Indonesia berkembang sangat pesat. Berbagai jenis makanan dapat ditemukan dengan mudah. Baik dari segi akses, maupun jenis makanan. Meningkatnya daya beli masyarakat menunjukkan kemampuan ekonomi yang lebih baik. Kemajuan teknologi, pengetahuan akses informasi juga menjadikan kreatifitas street food semakin berkembang. Namun, disisi lain perkembangan street food di Indonesia perlu kita telaah kembali. Jika kita amati, street food yang paling banyak diminati pembeli maupun penjual adalah makanan dan minuman yang rendah nilai gizi (tinggi gula, tinggi lemak jenuh, rendah serat, rendah vitamin dan mineral).

Selengkapnya


Liputan Webinar Hari Obesitas Sedunia 2023 : Koordinasi dan Aksi Bersama untuk Pencegahan dan Pengendalian Gizi Lebih dan Obesitas

Dalam memperingati Hati Obesitas Sedunia 2023, Unicef bekerjasama dengan WHO menyelenggarakan webinar pada hari Selasa, 21 Maret 2023 dengan tema ‘Koordinasi dan Aksi Bersama untuk Pencegahan dan Pengendalian Gizi Lebih dan Obesitas’. Webinar diawali dengan sambutan pembuka dari Bapak Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS (Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI). Kegiatan ini menghadirkan panelis dari berbagai bidang, diantaranya Bapak Pungkas Bahjuri Ali, S.TP, MS, Ph.D (Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS RI), Ibu dr. Fransiska Mardiananingsih, MPH (National Professional Officer-Social Determinants and Health Promotion WHO-Indonesia), Ibu dr. Lovely Daisy, MKM (Plt. Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes RI), dan Bapak David Colozza, Ph.D (Nutrition Specialist UNICEF-Indonesia). Webinar ddimoderatori oleh Ibu Digna Niken Purwaningrum, MPH, Ph.D (Dosen dan Peneliti Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM).

Selengkapnya

Leave a comment

Dampak Covid