Di situasi pandemi COVID-19, hampir semua pekerjaan dialihkan pada sistem online. Namun, ada beberapa pekerjaan yang tidak bisa dialihkan secara online. Salah satunya adalah pekerjaan di bidang industri makanan. Demi menjaga keamanan pegawai dan konsumen, industri makanan seharusnya menerapkan sistem keamanan makanan
Weight Faltering : Indikator Gangguan Pertumbuhan Anak yang Perlu Diwaspadai
Pemantauan tumbuh kembang anak memerlukan perhatian yang besar dari orang tua. Hal ini menjadi hal yang sangat penting karena akan berdampak pada kesehatan fisik dan mental di masa mendatang. Salah satu kondisi yang perlu diwaspadai adalah pertumbuhan yang tidak memadai, atau sering dikenal dengan istilah ‘weight faltering’.
Strategi Mitigasi COVID-19 bagi Gizi Kesehatan Ibu dan Anak
COVID-19 memberikan efek potensial pada sektor ekonomi, keamanan pangan, serta program deteksi dan penanggulangan masalah kesehatan berbasis komunitas. Diperkirakan bahwa hal ini berefek pada meningkatnya angka malnutrisi/kekurangan gizi pada anak sebesar 10-50% dengan lebih dari ~40.000-2.000.000 kematian anak.
Kerawanan pangan menjadi ancaman besar pada permasalahan kesehatan selama masa pandemi di banyak negara (khususnya negara berkembang). Diperkirakan jumlah angka kerawanan pangan kronis pada Januari 2020 sebesar 135 juta akan menjadi dua kali lipat di akhir 2020, yaitu 265 juta.
Penanganan Stunting secara Multisektoral: Pembelajaran dari Negara Colombia
Stunting masih mejadi masalah utama Indonesia dibidang kesehatan. Permasalahan stunting sangat kompleks, sehingga harus diselesaikan secara lintas sektor atau istilahnya intersectoral actions (ISA).
Manajemen, Pendampingan, Pengawasan, dan Pemantauan Gizi dalam Situasi Pandemi COVID-19
Unicef, bekerjasama dengan Global Nutrition Cluster dan Global Technical Assistance Mechanism for Nutrition (GTAM) mengeluarkan pedoman rekomendasi spesifik bidang gizi untuk manajemen, pengawasan dan pemantauan dalam situasi COVID-19. Dalam situasi ini, perlu adanya inovasi dalam pengembangan untuk pengumpulan, interpretasi, analisis
Bagaimana Aturan BPOM terkait Impor Makanan Instan?
dok: cantika.com
Akhir-akhir ini, ketertarikan masyarakat Indonesia pada makanan instan dari luar negeri meningkat pesat seiring meningkatnya ketertarikan masyarakat pada budaya luar negeri. Cara mendapatkan makanan dari luar negeri pun saat ini tergolong mudah. Namun, apakah setiap makanan impor yang masuk ke Indonesia aman untuk dikonsumsi?
Situasi pandemi COVID-19 menuntut setiap orang untuk lebih banyak beraktifitas di rumah guna menekan persebaran virus. Sebagian besar juga mendapatkan kesempatan untuk bekerja dari rumah atau work from home (WFH).
Kemenkes Terbitkan Buku Pedomam Pelayanan Gizi Masa Pandemi
Gizi menduduki peranan yang penting dalam setiap lini kehidupan. Dalama masa pandemi ini, perhatian akan gizi pada masyarakat perlu ditingkatkan. Dalam situasi pandemi COVID-19, banyak protokol yang perlu diikuti agar pelayanan gizi bagi masyarakat berjalan dengan baik dan aman.
Kemenkes baru saja menerbitkan buku pedoman bagi tenaga kesehatan. Buku yang berisi 44 halaman, yang berjudul “Pedoman Pelayanan Gizi Pada Masa Tanggap Darurat Pandemi COVID-19”. Buku ini merupakan upaya untuk meningkatkan mutu gizi (khususnya bagi kelompok rawan), yaitu ibu hamil, bayi, balita dan remaja.
Jumlah Anak Kekurangan Gizi Meningkat Selama Masa Pandemi
Pandemi COVID-19 memberikan dampak besar pada krisis ekonomi. Pada akhirnya, krisis ekonomi mempengaruhi sektor kesehatan. Keluarga miskin yang mengandalkan upah harian sangat kesulitan untuk mendapatkan uang selama pandemi ini. Sehingga, asupan makanan yang cukup dan bergizi sulit untuk dipenuhi. Adanya konflik dan lemahnya sistem kesehatan juga turut memperparah kondisi ini.
Kesehatan tenaga kesehatan (nakes) terkadang luput dari perhatian. Selama ini, perhatian akan kesehatan lebih banyak tercurah pada pasien. Padahal, nakes merupakan golongan yang sangat rentan terinfeksi penyakit. Salah satu permasalahan yang selama ini jarang tersentuh adalah asupan gizi bagi nakes.
Selama ini banyak yang tidak menyadari bahwa membuang makanan memiliki efek negatif yang sangat besar pada bumi. Diperkirakan sekitar sepertiga dari semua makanan yang diproduksi di dunia ini hanya terbuang sia-sia.
Di situasi pandemi COVID-19, hampir semua pekerjaan dialihkan pada sistem online. Namun, ada beberapa pekerjaan yang tidak bisa dialihkan secara online. Salah satunya adalah pekerjaan di bidang industri makanan. Demi menjaga keamanan pegawai dan konsumen, industri makanan seharusnya menerapkan sistem keamanan makanan dan pencegahan kontaminasi berdasarkan prinsip Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP). Pengendalian keamanan makanan menjadi semakin penting terlebih di situasi pandemi. Meskipun belum ada bukti bahwa COVID-19 dapat ditularkan melalui makanan, penerapan dan penguatan hygiene sanitasi makanan perlu dikendalikan untuk mencegah transmisi virus oleh pekerja.
Weight Faltering : Indikator Gangguan Pertumbuhan Anak yang Perlu Diwaspadai
Pemantauan tumbuh kembang anak memerlukan perhatian yang besar dari orang tua. Hal ini menjadi hal yang sangat penting karena akan berdampak pada kesehatan fisik dan mental di masa mendatang. Salah satu kondisi yang perlu diwaspadai adalah pertumbuhan yang tidak memadai, atau sering dikenal dengan istilah ‘weight faltering’.
Strategi Mitigasi COVID-19 bagi Gizi Kesehatan Ibu dan Anak
COVID-19 memberikan efek potensial pada sektor ekonomi, keamanan pangan, serta program deteksi dan penanggulangan masalah kesehatan berbasis komunitas. Diperkirakan bahwa hal ini berefek pada meningkatnya angka malnutrisi/kekurangan gizi pada anak sebesar 10-50% dengan lebih dari ~40.000-2.000.000 kematian anak.
Kerawanan pangan menjadi ancaman besar pada permasalahan kesehatan selama masa pandemi di banyak negara (khususnya negara berkembang). Diperkirakan jumlah angka kerawanan pangan kronis pada Januari 2020 sebesar 135 juta akan menjadi dua kali lipat di akhir 2020, yaitu 265 juta.
Penanganan Stunting secara Multisektoral: Pembelajaran dari Negara Colombia
Stunting masih mejadi masalah utama Indonesia dibidang kesehatan. Permasalahan stunting sangat kompleks, sehingga harus diselesaikan secara lintas sektor atau istilahnya intersectoral actions (ISA).
Manajemen, Pendampingan, Pengawasan, dan Pemantauan Gizi dalam Situasi Pandemi COVID-19
Unicef, bekerjasama dengan Global Nutrition Cluster dan Global Technical Assistance Mechanism for Nutrition (GTAM) mengeluarkan pedoman rekomendasi spesifik bidang gizi untuk manajemen, pengawasan dan pemantauan dalam situasi COVID-19. Dalam situasi ini, perlu adanya inovasi dalam pengembangan untuk pengumpulan, interpretasi, analisis
Bagaimana Aturan BPOM terkait Impor Makanan Instan?
dok: cantika.com
Akhir-akhir ini, ketertarikan masyarakat Indonesia pada makanan instan dari luar negeri meningkat pesat seiring meningkatnya ketertarikan masyarakat pada budaya luar negeri. Cara mendapatkan makanan dari luar negeri pun saat ini tergolong mudah. Namun, apakah setiap makanan impor yang masuk ke Indonesia aman untuk dikonsumsi?
Situasi pandemi COVID-19 menuntut setiap orang untuk lebih banyak beraktifitas di rumah guna menekan persebaran virus. Sebagian besar juga mendapatkan kesempatan untuk bekerja dari rumah atau work from home (WFH).
Kemenkes Terbitkan Buku Pedomam Pelayanan Gizi Masa Pandemi
Gizi menduduki peranan yang penting dalam setiap lini kehidupan. Dalama masa pandemi ini, perhatian akan gizi pada masyarakat perlu ditingkatkan. Dalam situasi pandemi COVID-19, banyak protokol yang perlu diikuti agar pelayanan gizi bagi masyarakat berjalan dengan baik dan aman.
Kemenkes baru saja menerbitkan buku pedoman bagi tenaga kesehatan. Buku yang berisi 44 halaman, yang berjudul “Pedoman Pelayanan Gizi Pada Masa Tanggap Darurat Pandemi COVID-19”. Buku ini merupakan upaya untuk meningkatkan mutu gizi (khususnya bagi kelompok rawan), yaitu ibu hamil, bayi, balita dan remaja.
Jumlah Anak Kekurangan Gizi Meningkat Selama Masa Pandemi
Pandemi COVID-19 memberikan dampak besar pada krisis ekonomi. Pada akhirnya, krisis ekonomi mempengaruhi sektor kesehatan. Keluarga miskin yang mengandalkan upah harian sangat kesulitan untuk mendapatkan uang selama pandemi ini. Sehingga, asupan makanan yang cukup dan bergizi sulit untuk dipenuhi. Adanya konflik dan lemahnya sistem kesehatan juga turut memperparah kondisi ini.
Kesehatan tenaga kesehatan (nakes) terkadang luput dari perhatian. Selama ini, perhatian akan kesehatan lebih banyak tercurah pada pasien. Padahal, nakes merupakan golongan yang sangat rentan terinfeksi penyakit. Salah satu permasalahan yang selama ini jarang tersentuh adalah asupan gizi bagi nakes.
Selama ini banyak yang tidak menyadari bahwa membuang makanan memiliki efek negatif yang sangat besar pada bumi. Diperkirakan sekitar sepertiga dari semua makanan yang diproduksi di dunia ini hanya terbuang sia-sia.
Bagaimana New Normal COVID-19 Mempengaruhi Budaya Makan?
Wacana tentang ‘new normal’ kondisi Pandemi COVID-19 sudah banyak diperbincangkan akhir-akhir ini. Tentunya akan sangat banyak perubahan yang muncul di kehidupan sehari-hari, terutama tentang pola makan.
Pemantauan tumbuh kembang anak memerlukan perhatian yang besar dari orang tua. Hal ini menjadi hal yang sangat penting karena akan berdampak pada kesehatan fisik dan mental di masa mendatang. Salah satu kondisi yang perlu diwaspadai adalah pertumbuhan yang tidak memadai, atau sering dikenal dengan istilah ‘weight faltering’. Istilah lain dari weight faltering adalah growth faltering atau gagal tumbuh. Weight faltering merupakan kondisi dimana arah garis pertumbuhan kurang dari yang diharapkan karena berat badan yang stagnan atau rendahnya kenaikan berat badan anak berdasar usia. Penyebabnya adalah kekurangan energi. Banyak riset yang menemukan bahwa anak dengan weight faltering memiliki tubuh yang lebih ringan dan lebih pendek secara signifikan dibandingkan dengan anak seusianya. Rendahnya tinggi badan berkaitan dengan kejadian stunting. Anak-anak tersebut juga lebih berisiko terhadap rendahnya intelektual, kemampuan sosial dan fungsi psikologi. Kekurangan gizi juga mengakibatkan gangguan imunitas tubuh yang berkontribusi terhadap angka kesakitan dan angka kematian.
Strategi Mitigasi COVID-19 bagi Gizi Kesehatan Ibu dan Anak
COVID-19 memberikan efek potensial pada sektor ekonomi, keamanan pangan, serta program deteksi dan penanggulangan masalah kesehatan berbasis komunitas. Diperkirakan bahwa hal ini berefek pada meningkatnya angka malnutrisi/kekurangan gizi pada anak sebesar 10-50% dengan lebih dari ~40.000-2.000.000 kematian anak.
Kerawanan pangan menjadi ancaman besar pada permasalahan kesehatan selama masa pandemi di banyak negara (khususnya negara berkembang). Diperkirakan jumlah angka kerawanan pangan kronis pada Januari 2020 sebesar 135 juta akan menjadi dua kali lipat di akhir 2020, yaitu 265 juta.
Penanganan Stunting secara Multisektoral: Pembelajaran dari Negara Colombia
Stunting masih mejadi masalah utama Indonesia dibidang kesehatan. Permasalahan stunting sangat kompleks, sehingga harus diselesaikan secara lintas sektor atau istilahnya intersectoral actions (ISA).
Manajemen, Pendampingan, Pengawasan, dan Pemantauan Gizi dalam Situasi Pandemi COVID-19
Unicef, bekerjasama dengan Global Nutrition Cluster dan Global Technical Assistance Mechanism for Nutrition (GTAM) mengeluarkan pedoman rekomendasi spesifik bidang gizi untuk manajemen, pengawasan dan pemantauan dalam situasi COVID-19. Dalam situasi ini, perlu adanya inovasi dalam pengembangan untuk pengumpulan, interpretasi, analisis
Bagaimana Aturan BPOM terkait Impor Makanan Instan?
dok: cantika.com
Akhir-akhir ini, ketertarikan masyarakat Indonesia pada makanan instan dari luar negeri meningkat pesat seiring meningkatnya ketertarikan masyarakat pada budaya luar negeri. Cara mendapatkan makanan dari luar negeri pun saat ini tergolong mudah. Namun, apakah setiap makanan impor yang masuk ke Indonesia aman untuk dikonsumsi?
Situasi pandemi COVID-19 menuntut setiap orang untuk lebih banyak beraktifitas di rumah guna menekan persebaran virus. Sebagian besar juga mendapatkan kesempatan untuk bekerja dari rumah atau work from home (WFH).
Kemenkes Terbitkan Buku Pedomam Pelayanan Gizi Masa Pandemi
Gizi menduduki peranan yang penting dalam setiap lini kehidupan. Dalama masa pandemi ini, perhatian akan gizi pada masyarakat perlu ditingkatkan. Dalam situasi pandemi COVID-19, banyak protokol yang perlu diikuti agar pelayanan gizi bagi masyarakat berjalan dengan baik dan aman.
Kemenkes baru saja menerbitkan buku pedoman bagi tenaga kesehatan. Buku yang berisi 44 halaman, yang berjudul “Pedoman Pelayanan Gizi Pada Masa Tanggap Darurat Pandemi COVID-19”. Buku ini merupakan upaya untuk meningkatkan mutu gizi (khususnya bagi kelompok rawan), yaitu ibu hamil, bayi, balita dan remaja.
Jumlah Anak Kekurangan Gizi Meningkat Selama Masa Pandemi
Pandemi COVID-19 memberikan dampak besar pada krisis ekonomi. Pada akhirnya, krisis ekonomi mempengaruhi sektor kesehatan. Keluarga miskin yang mengandalkan upah harian sangat kesulitan untuk mendapatkan uang selama pandemi ini. Sehingga, asupan makanan yang cukup dan bergizi sulit untuk dipenuhi. Adanya konflik dan lemahnya sistem kesehatan juga turut memperparah kondisi ini.
Kesehatan tenaga kesehatan (nakes) terkadang luput dari perhatian. Selama ini, perhatian akan kesehatan lebih banyak tercurah pada pasien. Padahal, nakes merupakan golongan yang sangat rentan terinfeksi penyakit. Salah satu permasalahan yang selama ini jarang tersentuh adalah asupan gizi bagi nakes.
Selama ini banyak yang tidak menyadari bahwa membuang makanan memiliki efek negatif yang sangat besar pada bumi. Diperkirakan sekitar sepertiga dari semua makanan yang diproduksi di dunia ini hanya terbuang sia-sia.
Bagaimana New Normal COVID-19 Mempengaruhi Budaya Makan?
Wacana tentang ‘new normal’ kondisi Pandemi COVID-19 sudah banyak diperbincangkan akhir-akhir ini. Tentunya akan sangat banyak perubahan yang muncul di kehidupan sehari-hari, terutama tentang pola makan.
Pandemi COVID-19 telah banyak membawa perubahan di dunia. Sejak munculnya COVID-19, perhatian dan kesadaran masyarakat akan kesehatan sangat meningkat. Akankah pandemi COVID-19 membuat dunia beralih ke alternatif dan praktik makan yang lebih sehat?
Kerawanan pangan menjadi ancaman besar pada permasalahan kesehatan selama masa pandemi di banyak negara (khususnya negara berkembang). Diperkirakan jumlah angka kerawanan pangan kronis pada Januari 2020 sebesar 135 juta akan menjadi dua kali lipat di akhir 2020, yaitu 265 juta. Permasalahan kerawanan pangan yang parah diproyeksikan meningkat terutama di pusat perkotaan, diantaranya :
COVID-19 memberikan efek potensial pada sektor ekonomi, keamanan pangan, serta program deteksi dan penanggulangan masalah kesehatan berbasis komunitas. Diperkirakan bahwa hal ini berefek pada meningkatnya angka malnutrisi/kekurangan gizi pada anak sebesar 10-50% dengan lebih dari ~40.000-2.000.000 kematian anak. Permasalahan gizi kadang dipandang secara underestimate karena kurang memperhitungkan efek potensial dari kekurangan gizi pada ibu. Permasalahan gizi ibu diantaranya kekurangan zat gizi makro dan mikro yang berefek pada gangguan pertumbuhan janin. Pada akhirnya, memberikan efek pada pertumbuhan anak dan angka kejadian stunting di masa selanjutnya. Situasi pandemi COVID-19 menjadikan target penurunan stunting semakin jauh akibat melonjaknya jumlah anak kekurangan gizi.
Penanganan Stunting secara Multisektoral: Pembelajaran dari Negara Colombia
Stunting masih mejadi masalah utama Indonesia dibidang kesehatan. Permasalahan stunting sangat kompleks, sehingga harus diselesaikan secara lintas sektor atau istilahnya intersectoral actions (ISA).
Manajemen, Pendampingan, Pengawasan, dan Pemantauan Gizi dalam Situasi Pandemi COVID-19
Unicef, bekerjasama dengan Global Nutrition Cluster dan Global Technical Assistance Mechanism for Nutrition (GTAM) mengeluarkan pedoman rekomendasi spesifik bidang gizi untuk manajemen, pengawasan dan pemantauan dalam situasi COVID-19. Dalam situasi ini, perlu adanya inovasi dalam pengembangan untuk pengumpulan, interpretasi, analisis
Bagaimana Aturan BPOM terkait Impor Makanan Instan?
dok: cantika.com
Akhir-akhir ini, ketertarikan masyarakat Indonesia pada makanan instan dari luar negeri meningkat pesat seiring meningkatnya ketertarikan masyarakat pada budaya luar negeri. Cara mendapatkan makanan dari luar negeri pun saat ini tergolong mudah. Namun, apakah setiap makanan impor yang masuk ke Indonesia aman untuk dikonsumsi?
Situasi pandemi COVID-19 menuntut setiap orang untuk lebih banyak beraktifitas di rumah guna menekan persebaran virus. Sebagian besar juga mendapatkan kesempatan untuk bekerja dari rumah atau work from home (WFH).
Kemenkes Terbitkan Buku Pedomam Pelayanan Gizi Masa Pandemi
Gizi menduduki peranan yang penting dalam setiap lini kehidupan. Dalama masa pandemi ini, perhatian akan gizi pada masyarakat perlu ditingkatkan. Dalam situasi pandemi COVID-19, banyak protokol yang perlu diikuti agar pelayanan gizi bagi masyarakat berjalan dengan baik dan aman.
Kemenkes baru saja menerbitkan buku pedoman bagi tenaga kesehatan. Buku yang berisi 44 halaman, yang berjudul “Pedoman Pelayanan Gizi Pada Masa Tanggap Darurat Pandemi COVID-19”. Buku ini merupakan upaya untuk meningkatkan mutu gizi (khususnya bagi kelompok rawan), yaitu ibu hamil, bayi, balita dan remaja.
Jumlah Anak Kekurangan Gizi Meningkat Selama Masa Pandemi
Pandemi COVID-19 memberikan dampak besar pada krisis ekonomi. Pada akhirnya, krisis ekonomi mempengaruhi sektor kesehatan. Keluarga miskin yang mengandalkan upah harian sangat kesulitan untuk mendapatkan uang selama pandemi ini. Sehingga, asupan makanan yang cukup dan bergizi sulit untuk dipenuhi. Adanya konflik dan lemahnya sistem kesehatan juga turut memperparah kondisi ini.
Kesehatan tenaga kesehatan (nakes) terkadang luput dari perhatian. Selama ini, perhatian akan kesehatan lebih banyak tercurah pada pasien. Padahal, nakes merupakan golongan yang sangat rentan terinfeksi penyakit. Salah satu permasalahan yang selama ini jarang tersentuh adalah asupan gizi bagi nakes.
Selama ini banyak yang tidak menyadari bahwa membuang makanan memiliki efek negatif yang sangat besar pada bumi. Diperkirakan sekitar sepertiga dari semua makanan yang diproduksi di dunia ini hanya terbuang sia-sia.
Bagaimana New Normal COVID-19 Mempengaruhi Budaya Makan?
Wacana tentang ‘new normal’ kondisi Pandemi COVID-19 sudah banyak diperbincangkan akhir-akhir ini. Tentunya akan sangat banyak perubahan yang muncul di kehidupan sehari-hari, terutama tentang pola makan.
Pandemi COVID-19 telah banyak membawa perubahan di dunia. Sejak munculnya COVID-19, perhatian dan kesadaran masyarakat akan kesehatan sangat meningkat. Akankah pandemi COVID-19 membuat dunia beralih ke alternatif dan praktik makan yang lebih sehat?
Bahaya Overweight dan Obesitas pada Infeksi Covid-19
Selama ini masyarakat sudah banyak yang mengetahui bahwa orang yang terinfeksi COVID-19 yang disertai dengan penyakit penyerta/komorbid (hipertensi, diabetes, dll) atau lansia, memiliki outcome yang lebih buruk.
Sugar -swetened beverages (SSBs) atau minuman manis adalah setiap cairan yang diberi tambahan pemanis dari berbagai jenis gula tambahan seperti gula merah, gula jagung, sirup jagung, dekstrosa, fruktosa, glukosa,
Stunting masih mejadi masalah utama Indonesia dibidang kesehatan. Permasalahan stunting sangat kompleks, sehingga harus diselesaikan secara lintas sektor atau istilahnya intersectoral actions (ISA). Indonesia merupakan salah satu negara yang sebenarnya sudah menerapkan aksi beberapa lintas sektor dalam penanganan stunting, yaitu melalui Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting (StraNas Stunting). Stranas stunting melibatkan akademisi serta organisasi profesi, masyarakat madani di tingkat nasional, regional dan lokal. Namun, banyak hal yang masih perlu dikritisi karena meskipun ISA sudah diterapkan, angka stunting masih tinggi.