Standing tall : Peru’s success in overcoming its stunting crisis
Penanganan stunting menjadi salah satu fokus perhatian pemerintah pusat dan daerah saat ini. Sebagian wilayah nusantara telah ditetapkan sebagai wilayah prioritas penanganan stunting selama beberapa tahun ke depan. Sebagai bahan pembelajaran, kali ini tim Jaringan Pangan dan Gizi membagikan informasi kisah sukses dari negara Peru dalam menangani stunting. Dua poin menarik yang diangkat dari laporan penangan stunting tersebut adalah pentingnya memiliki data yang bersifat real-time dan bekerjanya sistem kesehatan secara optimal dalam mencegah serta menanggulangi kasus stunting. Selain itu, aspek pengasuhan anak ternyata menjadi salah satu kunci sukses penanganan stunting di Peru.
Melanjutkan topik kolaborasi multisektor yang telah dibahas pada Webinar yang lalu, kali ini tim Jaringan Pangan dan Gizi membagikan tautan ke satu seri publikasi dari British Medical Journal (BMJ) yang berisi artikel-artikel tentang pengalaman kolaborasi multisektor di 12 negara. Seri publikasi ini tidak hanya berfokus pada satu jenis kasus saja, tetapi mencakup beberapa kasus menarik seperti kolaborasi multisektor di bidang kesehatan ibu, kesehatan anak, kesehatan remaja, bidang krisis kemanusiaan, hingga bidang kesehatan reproduksi. Pengalaman dari berbagai negara ini dapat dipergunakan sebagai bahan pembelajaran dalam mengembangkan kolaborasi multisektor di Indonesia. Seperti tertuang dalam dokumen SDGs (SDG ke 17), kemitraan dari berbagai pihak merupakan salah satu kunci kesuksesan mencapai tujuan-tujuan SDGs.
Webinar: Kolaborasi lintas sektor dalam penanganan masalah KIA dan gizi
Jumat, 5 Juli 2019, 09.00 – 11.00 WIB
Permasalahan kesehatan ibu dan anak, serta gizi, merupakan permasalahan yang memerlukan penanganan lintas sektor. Sebagai contoh: upaya pencegahan gizi kurang pada balita memerlukan dukungan sektor pangan dan pertanian dalam bentuk penyediaan pangan yang bergizi tinggi serta dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat. Pemerintah melalui beberapa kementerian telah mengembangkan dan sedang mengimplementasikan kolaborasi lintas sektor dalam menangani masalah kesehatan di tingkat pusat. Di tingkat daerah, upaya kolaborasi lintas sektor juga telah diinisiasi dan dikembangkan lebih lanjut.
Webinar: Pemenuhan Gizi Melalui Pendekatan Keluarga di Kota Cirebon
Rabu, 15 Mei 2019, 10.00 – 11.30 WIB
Dalam konteks desentralisasi kesehatan, program – program gizi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat, melainkan juga pemerintah provinsi, kota, maupun kabupaten. Sehinggga perlu ada mekanisme untuk mengetahui intervensi – intervensi efektif yang telah dilakukan sampai level kota maupun kabupaten. Dalam hal Knowledge Management, penyebaran informasi mengenai intervensi efektif dapat dilakukan secara jarak jauh karena teknologi informasi memungkinkan berbagai kegiatan Knowledge Management dilakukan sehingga bisa memotong jarak, biaya dan waktu dengan kualitas output yang cukup baik.
Reportase Webinar Intervensi – Intervensi Efektif dalam Menurunkan Prevalensi Gizi Buruk dan Stunting di Provinsi Kepulauan Riau
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM bekerja sama dengan Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan RI pada 27 Maret 2019 menyelenggarakan webinar intervensi – intervensi efektif dalam menurunkan prevalensi gizi buruk dan stunting di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dengan narasumber Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau yaitu Dr. H. Tjetjep Yudiana, M.Kes dan dr. Raja Muhammad Hendriansjah, Sp.GK selaku dokter spesialis gizi klinik yang bertugas di Provinsi Kepulauan Riau. Sejumlah 13 peserta mengikuti kegiatan ini dari luar UGM melalui webinar.
Webinar Best Practices : Penggunaan Evidence Based untuk Pengambilan Keputusan Gizi
Pada 6 Maret 2019, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM bekerja sama dengan Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan RI mengadakan acara Webinar Best Practices : Penggunaan Evidence Based untuk Pengambilan Keputusan Gizi dengan narasumber Prof. dr. Laksono Trisantoro, M.Sc, PhD, H. Ir. Herwin Yatim, MM selaku Bupati Kabupaten Banggai dan Kepala Dinas Kabupaten Banggai yaitu Dr. dr Anang S Otuluwa, M.Kes. Sejumlah orang mengikuti kegiatan ini dari luar UGM melalui webinar.
“Penguatan dan Diseminasi Pangan Fungsional untuk Kesehatan Masyarakat”
P3FNI (Perhimpunan Penggiat Pangan Fungsional dan Nutrasetikal Indonesia) bekerjasama dengan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Mini Simposium dengan tajuk “Penguatan dan Diseminasi Pangan Fungsional untuk Kesehatan Masyarakat”. Acara ini berlangsung pada Kamis, 17 Januari 2019. Berbagai materi presentasi dari kegiatan tersebut dapat diakses pada link berikut
Melanjutkan topik kolaborasi multisektor yang telah dibahas pada Webinar yang lalu, kali ini tim Jaringan Pangan dan Gizi membagikan tautan ke satu seri publikasi dari British Medical Journal (BMJ) yang berisi artikel-artikel tentang pengalaman kolaborasi multisektor di 12 negara. Seri publikasi ini tidak hanya berfokus pada satu jenis kasus saja, tetapi mencakup beberapa kasus menarik seperti kolaborasi multisektor di bidang kesehatan ibu, kesehatan anak, kesehatan remaja, bidang krisis kemanusiaan, hingga bidang kesehatan reproduksi. Pengalaman dari berbagai negara ini dapat dipergunakan sebagai bahan pembelajaran dalam mengembangkan kolaborasi multisektor di Indonesia. Seperti tertuang dalam dokumen SDGs (SDG ke 17), kemitraan dari berbagai pihak merupakan salah satu kunci kesuksesan mencapai tujuan-tujuan SDGs.
Webinar: Kolaborasi lintas sektor dalam penanganan masalah KIA dan gizi
Jumat, 5 Juli 2019, 09.00 – 11.00 WIB
Permasalahan kesehatan ibu dan anak, serta gizi, merupakan permasalahan yang memerlukan penanganan lintas sektor. Sebagai contoh: upaya pencegahan gizi kurang pada balita memerlukan dukungan sektor pangan dan pertanian dalam bentuk penyediaan pangan yang bergizi tinggi serta dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat. Pemerintah melalui beberapa kementerian telah mengembangkan dan sedang mengimplementasikan kolaborasi lintas sektor dalam menangani masalah kesehatan di tingkat pusat. Di tingkat daerah, upaya kolaborasi lintas sektor juga telah diinisiasi dan dikembangkan lebih lanjut.
Webinar: Pemenuhan Gizi Melalui Pendekatan Keluarga di Kota Cirebon
Rabu, 15 Mei 2019, 10.00 – 11.30 WIB
Dalam konteks desentralisasi kesehatan, program – program gizi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat, melainkan juga pemerintah provinsi, kota, maupun kabupaten. Sehinggga perlu ada mekanisme untuk mengetahui intervensi – intervensi efektif yang telah dilakukan sampai level kota maupun kabupaten. Dalam hal Knowledge Management, penyebaran informasi mengenai intervensi efektif dapat dilakukan secara jarak jauh karena teknologi informasi memungkinkan berbagai kegiatan Knowledge Management dilakukan sehingga bisa memotong jarak, biaya dan waktu dengan kualitas output yang cukup baik.
Reportase Webinar Intervensi – Intervensi Efektif dalam Menurunkan Prevalensi Gizi Buruk dan Stunting di Provinsi Kepulauan Riau
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM bekerja sama dengan Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan RI pada 27 Maret 2019 menyelenggarakan webinar intervensi – intervensi efektif dalam menurunkan prevalensi gizi buruk dan stunting di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dengan narasumber Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau yaitu Dr. H. Tjetjep Yudiana, M.Kes dan dr. Raja Muhammad Hendriansjah, Sp.GK selaku dokter spesialis gizi klinik yang bertugas di Provinsi Kepulauan Riau. Sejumlah 13 peserta mengikuti kegiatan ini dari luar UGM melalui webinar.
Webinar Best Practices : Penggunaan Evidence Based untuk Pengambilan Keputusan Gizi
Pada 6 Maret 2019, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM bekerja sama dengan Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan RI mengadakan acara Webinar Best Practices : Penggunaan Evidence Based untuk Pengambilan Keputusan Gizi dengan narasumber Prof. dr. Laksono Trisantoro, M.Sc, PhD, H. Ir. Herwin Yatim, MM selaku Bupati Kabupaten Banggai dan Kepala Dinas Kabupaten Banggai yaitu Dr. dr Anang S Otuluwa, M.Kes. Sejumlah orang mengikuti kegiatan ini dari luar UGM melalui webinar.
“Penguatan dan Diseminasi Pangan Fungsional untuk Kesehatan Masyarakat”
P3FNI (Perhimpunan Penggiat Pangan Fungsional dan Nutrasetikal Indonesia) bekerjasama dengan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Mini Simposium dengan tajuk “Penguatan dan Diseminasi Pangan Fungsional untuk Kesehatan Masyarakat”. Acara ini berlangsung pada Kamis, 17 Januari 2019. Berbagai materi presentasi dari kegiatan tersebut dapat diakses pada link berikut
Webinar: Kolaborasi lintas sektor dalam penanganan masalah KIA dan gizi
Jumat, 5 Juli 2019, 09.00 – 11.00 WIB
Permasalahan kesehatan ibu dan anak, serta gizi, merupakan permasalahan yang memerlukan penanganan lintas sektor. Sebagai contoh: upaya pencegahan gizi kurang pada balita memerlukan dukungan sektor pangan dan pertanian dalam bentuk penyediaan pangan yang bergizi tinggi serta dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat. Pemerintah melalui beberapa kementerian telah mengembangkan dan sedang mengimplementasikan kolaborasi lintas sektor dalam menangani masalah kesehatan di tingkat pusat. Di tingkat daerah, upaya kolaborasi lintas sektor juga telah diinisiasi dan dikembangkan lebih lanjut.
Webinar: Pemenuhan Gizi Melalui Pendekatan Keluarga di Kota Cirebon
Rabu, 15 Mei 2019, 10.00 – 11.30 WIB
Dalam konteks desentralisasi kesehatan, program – program gizi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat, melainkan juga pemerintah provinsi, kota, maupun kabupaten. Sehinggga perlu ada mekanisme untuk mengetahui intervensi – intervensi efektif yang telah dilakukan sampai level kota maupun kabupaten. Dalam hal Knowledge Management, penyebaran informasi mengenai intervensi efektif dapat dilakukan secara jarak jauh karena teknologi informasi memungkinkan berbagai kegiatan Knowledge Management dilakukan sehingga bisa memotong jarak, biaya dan waktu dengan kualitas output yang cukup baik.
Reportase Webinar Intervensi – Intervensi Efektif dalam Menurunkan Prevalensi Gizi Buruk dan Stunting di Provinsi Kepulauan Riau
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM bekerja sama dengan Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan RI pada 27 Maret 2019 menyelenggarakan webinar intervensi – intervensi efektif dalam menurunkan prevalensi gizi buruk dan stunting di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dengan narasumber Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau yaitu Dr. H. Tjetjep Yudiana, M.Kes dan dr. Raja Muhammad Hendriansjah, Sp.GK selaku dokter spesialis gizi klinik yang bertugas di Provinsi Kepulauan Riau. Sejumlah 13 peserta mengikuti kegiatan ini dari luar UGM melalui webinar.
Webinar Best Practices : Penggunaan Evidence Based untuk Pengambilan Keputusan Gizi
Pada 6 Maret 2019, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM bekerja sama dengan Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan RI mengadakan acara Webinar Best Practices : Penggunaan Evidence Based untuk Pengambilan Keputusan Gizi dengan narasumber Prof. dr. Laksono Trisantoro, M.Sc, PhD, H. Ir. Herwin Yatim, MM selaku Bupati Kabupaten Banggai dan Kepala Dinas Kabupaten Banggai yaitu Dr. dr Anang S Otuluwa, M.Kes. Sejumlah orang mengikuti kegiatan ini dari luar UGM melalui webinar.
“Penguatan dan Diseminasi Pangan Fungsional untuk Kesehatan Masyarakat”
P3FNI (Perhimpunan Penggiat Pangan Fungsional dan Nutrasetikal Indonesia) bekerjasama dengan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Mini Simposium dengan tajuk “Penguatan dan Diseminasi Pangan Fungsional untuk Kesehatan Masyarakat”. Acara ini berlangsung pada Kamis, 17 Januari 2019. Berbagai materi presentasi dari kegiatan tersebut dapat diakses pada link berikut
Direktorat Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan RI
Bekerja sama dengan
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan
FK-KMK UGM
menyelenggarakan
Webinar: Kolaborasi lintas sektor dalam penanganan masalah KIA dan gizi
Jumat, 5 Juli 2019 pkl 09.00-11.00 Wib
Ruang Meeting (Common Room) Gedung Litbang FK-KMK UGM
Pengantar
Permasalahan kesehatan ibu dan anak, serta gizi, merupakan permasalahan yang memerlukan penanganan lintas sektor. Sebagai contoh: upaya pencegahan gizi kurang pada balita memerlukan dukungan sektor pangan dan pertanian dalam bentuk penyediaan pangan yang bergizi tinggi serta dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat. Pemerintah melalui beberapa kementerian telah mengembangkan dan sedang mengimplementasikan kolaborasi lintas sektor dalam menangani masalah kesehatan di tingkat pusat. Di tingkat daerah, upaya kolaborasi lintas sektor juga telah diinisiasi dan dikembangkan lebih lanjut.
Dalam konteks desentralisasi kesehatan, program-program gizi dan KIA bukan hanya merupakan tanggung jawab pemerintah pusat, akan tetapi juga pemerintah propinsi, kota, maupun kabupaten. Pengalaman pelaksanaan program gizi dan KIA (best practice), termasuk pengalaman kolaborasi, perlu dibagikan dan dipelajari bersama-sama. Terkait dengan konsep Knowledge Management, penyebaran informasi mengenai best practice dapat dilakukan secara jarak jauh dengan dukungan teknologi informasi terkini. Teknologi informasi memungkinkan berbagai kegiatan Knowledge Management dilakukan sehingga bisa memotong jarak, biaya dan waktu dengan kualitas output yang cukup baik.
Untuk mendukung proses knowledge management, Jaringan Pangan dan Gizi Indonesia mengembangkan konsep diseminasi ilmu pengetahuan dan diskusi bersama dengan berbasis pada teknologi informasi terkini, sehingga ilmu pengetahuan tetap dapat dimanfaatkan oleh orang yang memiliki keterbatasan waktu dan jarak melalui tekhnologi webinar.
Tujuan
Mendiskusikan upaya kolaborasi lintas sektor yang selama ini sudah berjalan untuk menangani masalah KIA dan gizi
Mendiskusikan tantangan dan kesempatan yang dimiliki oleh sektor kesehatan untuk mengembangkan kolaborasi dengan sektor lain.
Mendiskusikan upaya akselerasi kolaborasi lintas sektor dalam menangani masalah KIA dan gizi
Sasaran Peserta
Anggota jejaring pangan dan gizi
Staf Direktorat Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan
Kepala Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan
Kepala Seksi Bina Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan
Kepala Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan
Gubernus, Bupati/ Walikota, dan camat se-Indonesia
Mahasiswa jurusan Ilmu Gizi/ Gizi Kesehatan se-Indonesia
Dosen, peneliti, dan konsultan di bidang gizi masyarakat
Pemerhati gizi di seluruh Indonesia
Hasil yang diharapkan
Peningkatan pengetahuan oleh semua peserta terkait upaya kolaborasi lintas sektor dalam menangani masalah KIA dan gizi.
Agenda
No
Waktu
Kegiatan
Pembicara
1
09.00 – 09.10
Pengantar diskusi online
Digna Purwaningrum, MPH, PhD (Cand)
2
09.10 – 09.40
Upaya kolaborasi lintas sektor dalam penanganan masalah KIA dan gizi di Indonesia: tantangan dan kesempatan yang dimiliki
Saat ini, umat muslim sedang menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadan. Biasanya akan banyak undangan buka puasa bersama dengan teman-teman di sejumlah resto. Sayangnya, tak semua individu punya kesadaran tinggi untuk memilih asupan menu yang seimbang saat berbuka.
Tubuh berpuasa sejak sahur hingga berbuka saat Magrib tiba. Maka tubuh memerlukan asupan cairan dan gizi seimbang.
Menu berbuka yang dipilih juga harus memberikan kecukupan vitamin dan mineral. Dari mulai makanan pembuka atau takjil yang manis, air putih yang cukup, nasi atau karbo, lauk pauk, sayur, hingga makanan penutup. Dilansir dari Healthline, Jumat (3/5) ada beberapa alasan mengapa seseorang harus mengonsumsi gizi seimbang saat berpuasa.
Webinar: Pemenuhan Gizi Melalui Pendekatan Keluarga di Kota Cirebon
Rabu, 15 Mei 2019, 10.00 – 11.30 WIB
Dalam konteks desentralisasi kesehatan, program – program gizi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat, melainkan juga pemerintah provinsi, kota, maupun kabupaten. Sehinggga perlu ada mekanisme untuk mengetahui intervensi – intervensi efektif yang telah dilakukan sampai level kota maupun kabupaten. Dalam hal Knowledge Management, penyebaran informasi mengenai intervensi efektif dapat dilakukan secara jarak jauh karena teknologi informasi memungkinkan berbagai kegiatan Knowledge Management dilakukan sehingga bisa memotong jarak, biaya dan waktu dengan kualitas output yang cukup baik.
Reportase Webinar Intervensi – Intervensi Efektif dalam Menurunkan Prevalensi Gizi Buruk dan Stunting di Provinsi Kepulauan Riau
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM bekerja sama dengan Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan RI pada 27 Maret 2019 menyelenggarakan webinar intervensi – intervensi efektif dalam menurunkan prevalensi gizi buruk dan stunting di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dengan narasumber Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau yaitu Dr. H. Tjetjep Yudiana, M.Kes dan dr. Raja Muhammad Hendriansjah, Sp.GK selaku dokter spesialis gizi klinik yang bertugas di Provinsi Kepulauan Riau. Sejumlah 13 peserta mengikuti kegiatan ini dari luar UGM melalui webinar.
Webinar Best Practices : Penggunaan Evidence Based untuk Pengambilan Keputusan Gizi
Pada 6 Maret 2019, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM bekerja sama dengan Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan RI mengadakan acara Webinar Best Practices : Penggunaan Evidence Based untuk Pengambilan Keputusan Gizi dengan narasumber Prof. dr. Laksono Trisantoro, M.Sc, PhD, H. Ir. Herwin Yatim, MM selaku Bupati Kabupaten Banggai dan Kepala Dinas Kabupaten Banggai yaitu Dr. dr Anang S Otuluwa, M.Kes. Sejumlah orang mengikuti kegiatan ini dari luar UGM melalui webinar.
“Penguatan dan Diseminasi Pangan Fungsional untuk Kesehatan Masyarakat”
P3FNI (Perhimpunan Penggiat Pangan Fungsional dan Nutrasetikal Indonesia) bekerjasama dengan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Mini Simposium dengan tajuk “Penguatan dan Diseminasi Pangan Fungsional untuk Kesehatan Masyarakat”. Acara ini berlangsung pada Kamis, 17 Januari 2019. Berbagai materi presentasi dari kegiatan tersebut dapat diakses pada link berikut
Pemenuhan Gizi Melalui Pendekatan Keluarga di Kota Cirebon
Rabu, 15 Mei 2019
10.00 – 11.30 WIB
Latar Belakang
Dalam konteks desentralisasi kesehatan, program – program gizi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat, melainkan juga pemerintah provinsi, kota, maupun kabupaten. Sehinggga perlu ada mekanisme untuk mengetahui intervensi – intervensi efektif yang telah dilakukan sampai level kota maupun kabupaten. Dalam hal Knowledge Management, penyebaran informasi mengenai intervensi efektif dapat dilakukan secara jarak jauh karena teknologi informasi memungkinkan berbagai kegiatan Knowledge Management dilakukan sehingga bisa memotong jarak, biaya dan waktu dengan kualitas output yang cukup baik.
Untuk mendukung proses Knowledge management, Jaringan Pangan dan Gizi menganggap knowledge menjadi sebuah aset sehingga dengan menggunakan konsep webinar yang merupakan salah satu solusi pada era digital saat ini dapat menyebarkan informasi mengenai best practices terkait intervensi – intervensi efektif dalam pemenuhan gizi melalui pendekatan keluarga di Kota Cirebon. Hal ini memungkinkan orang yang memiliki keterbatasan waktu dan jarak dapat difasilitasi untuk dapat menyimak dan berdiskusi jarak jauh melalui tekhnologi webinar.
Tujuan
Adapun tujuan dari pelatihan jarak jauh ini agar intervensi – intervensi efektif dalam pemenuhan gizi melalui pendekatan keluarga di Kota Cirebon dapat disebarluaskan untuk peningkatan ilmu pengetahuan.
Hasil
Peningkatan pengetahuan oleh semua peserta terkait intervensi – intervensi efektif dalam pemenuhan gizi melalui pendekatan keluarga di Kota Cirebon
Sasaran Peserta
Anggota Jejaring Pangan dan Gizi
Staf Direktorat Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan
Kepala Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan
Kepala Seksi Bina Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan
Kepala Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan
Gubernur, Bupati/Walikota, dan camat se – Indonesia
Mahasiswa Gizi Kesehatan FK-KMK UGM
Alumni S2 IKM FK – KMK UGM
Dosen, Peneliti, dan Konsultan di bidang Gizi Masyarakat
Pemerhati Gizi
Agenda
NO
Waktu
Kegiatan
Pembicara
1
10.00 – 10.10
Pengantar Diskusi online
Dr. rer. Nat.B.J. Istiti Kandarina
2
10.10 – 11.00
intervensi- intervensi efektif dalam pemenuhan gizi melalui pendekatan keluarga di Kota Cirebon
Masalah gizi di Indonesia masih didominasi gizi kurang. Masalah gizi kurang ini akan mempengaruhi status gizi pada periode siklus kehidupan berikutnya (integration impact). Salah satu periode status gizi paling menentukan adalah status gizi masa pranikah atau masa prakonsepsi. Menurut Cetin dkk (2009), status gizi prakonsepsi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kondisi kehamilan dan kesejahteraan bayi karena kesehatan dan status gizi ibu hamil ditentukan jauh sebelumnya yaitu pada masa remaja dan dewasa sebelum hamil atau selama menjadi wanita usia subur (WUS).
Namun masih banyak WUS yang mengalami kekurangan gizi yaitu Kekurangan Energi Kronis (KEK) yang dapat diketahui dengan mengukur lingkar lengan atas dengan cut off point I 23,5 cm. Secara nasional, prevalensi KEK pada WUS usia 15 – 49 tahun (tidak hamil) adalah 20.8%. Data Dinas Kesehatan di Provinsi Jawa Barat 2013 menunjukkan prevalensi WUS dengan KEK sebesar 21.6% (Riskesdas 2013)
JAKARTA — Tahun ini, kewajiban produk makanan, minuman, kosmetik, obat-obatan, dan benda-benda lain untuk diberi sertifikat halal dimulai. Hal ini sesuai amanat Undang-undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal.
Berdasarkan beleid tersebut, berbagai produk wajib bersertifikat halal per 17 Oktober 2019 atau 5 tahun setelah UU itu disahkan. Nantinya, sertifikat halal dikeluarkan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), sebuah badan baru yang dibentuk dan berada di bawah koordinasi Kementerian Agama (Kemenag).
Namun, meski waktu implementasi UU JPH sudah semakin dekat, hingga kini belum ada peraturan turunan dari regulasi tersebut. Padahal, banyak hal terkait sertifikasi halal yang tidak bisa dilakukan sebelum peraturan turunan lahir.