Author Archive

Pengantar Mingguan: 16 April 2019

Hubungan Ketahanan Pangan Keluarga dengan Status Gizi Balita

(Studi di Desa Palasari dan Puskesmas Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang)

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan ketahanan pangan dengan status gizi balita dan ragam upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan dalam penanggulangan gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Legok, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang.

Ketahanan pangan merupakan suatu kondisi ketersediaan pangan yang cukup bagi setiap orang pada setiap saat dan setiap individu yang mempunyai akses untuk memperolehnya, baik secara fisik maupun ekonomi. Fokus ketahanan pangan juga meliputi ketersediaan dan konsumsi pangan tingkat daerah dan rumah tangga, dan bahkan bagi inidvidu dalam memenuhi kebutuhan gizinya.

Selengkapnya


Reportase Webinar Intervensi – Intervensi Efektif dalam Menurunkan Prevalensi Gizi Buruk dan Stunting di Provinsi Kepulauan Riau

Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM bekerja sama dengan Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan RI pada 27 Maret 2019 menyelenggarakan  webinar intervensi – intervensi efektif dalam menurunkan prevalensi gizi buruk dan stunting di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dengan narasumber Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau yaitu Dr. H. Tjetjep Yudiana, M.Kes  dan dr. Raja Muhammad Hendriansjah, Sp.GK selaku dokter spesialis gizi klinik yang bertugas di Provinsi Kepulauan Riau. Sejumlah 13 peserta mengikuti kegiatan ini dari luar UGM melalui webinar.

Materi Reportase


Reportase

Webinar Best Practices : Penggunaan Evidence Based untuk Pengambilan Keputusan Gizi

Pada 6 Maret 2019, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM bekerja sama dengan Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan RI mengadakan acara Webinar Best Practices : Penggunaan Evidence Based untuk Pengambilan Keputusan Gizi dengan narasumber Prof. dr. Laksono Trisantoro, M.Sc, PhD, H. Ir. Herwin Yatim, MM selaku Bupati Kabupaten Banggai dan Kepala Dinas Kabupaten Banggai yaitu Dr. dr Anang S Otuluwa, M.Kes. Sejumlah orang mengikuti kegiatan ini dari luar UGM melalui webinar.

Materi & Video Reportase


Jakarta, 25 Januari 2019

Rekaman Kegiatan Hari Gizi Nasional ke 59 tahun 2019

Silahkan anda klik untuk membaca power point dan menyimak videonya

Materi & Video


Mini Simposium

“Penguatan dan Diseminasi Pangan Fungsional untuk Kesehatan Masyarakat”

P3FNI (Perhimpunan Penggiat Pangan Fungsional dan Nutrasetikal Indonesia) bekerjasama dengan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Mini Simposium dengan tajuk “Penguatan dan Diseminasi Pangan Fungsional untuk Kesehatan Masyarakat”. Acara ini berlangsung pada Kamis, 17 Januari 2019. Berbagai materi presentasi dari kegiatan tersebut dapat diakses pada link berikut

Materi

Hubungan Ketahanan Pangan Keluarga dengan Status Gizi Balita

(Studi di Desa Palasari dan Puskesmas Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang)

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan ketahanan pangan dengan status gizi balita dan ragam upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan dalam penanggulangan gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Legok, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang.

Ketahanan pangan merupakan suatu kondisi ketersediaan pangan yang cukup bagi setiap orang pada setiap saat dan setiap individu yang mempunyai akses untuk memperolehnya, baik secara fisik maupun ekonomi. Fokus ketahanan pangan juga meliputi ketersediaan dan konsumsi pangan tingkat daerah dan rumah tangga, dan bahkan bagi inidvidu dalam memenuhi kebutuhan gizinya.

Unsur Gizi Ini Harus Dipenuhi dalam Menu Sarapan Anak

Jakarta – Sarapan menjadi aktivitas wajib bagi anak sebelum memulai aktivitasnya di pagi hari. Makanan yang disajikan saat sarapan akan menopang kebutuhan energi dan nutrisi untuk menyerap pelajaran dan melakukan kegiatan selama di sekolah.

Kebanyakan orang tua menyajikan menu sarapan nasi goreng telur dan bubur ayam. Artinya, menu sarapan itu hanya memenuhi kebutuhan karbohidrat dan protein. Cukupkah?

Guru Besar Bidang Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Prof Ali Khomsan menyarankan, menu sarapan mengandung semua unsur nutrisi yang dibutuhkan tubuh. “Sarapan yang baik itu keberagaman, unsur karbohidrat, protein, vitamin, mineral,” kata kata dia Kamis, 11 April 2019.

Cegah Stunting, Ini Kebutuhan Gizi Anak pada 1.000 Hari Pertama

Jakarta – Seribu hari pertama menjadi kunci pemenuhan kebutuhan gizi anak untuk mencegah stunting. Stunting bukan hanya mempengaruhi pertumbuhan fisik anak, tapi juga kecerdasannya. Sejak anak dalam kandungan sampai berusia 2 tahun, inilah masa emas pertumbuhan otak. Setelah 2 tahun, badan masih bisa tumbuh pesat namun pertumbuhan otak melambat. 

Ketika orang tua abai terhadap asupan gizi anak sejak dalam kandungan, mereka disebut punya utang kecerdasan. Masalahnya, utang ini tidak bisa dibayar pada waktu lain. Itu sebabnya, asupan gizi harus diperhatikan sejak masa konsepsi untuk mencegah anak stunting atau gagal tumbuh. 

Studi: Satu dari Lima Kematian di Dunia Akibat Makanan Tak Sehat

Analisis yang dimuat di jurnal kesehatan Lancet, menemukan bahwa menu makanan yang kita konsumsi sehari-hari menjadi pembunuh terbesar dibanding merokok dan kini menjadi penyebab 1 dari 5 kematian di seluruh dunia.

Garam, baik yang terkandung dalam roti, kecap asin atau berbagai makanan olahan menjadi penyebab tingginya kematian dini.

Para peneliti mengatakan penelitian ini bukan tentang obesitas, namun menu makanan yang “buruk” bisa merusak organ tubuh kita yakni hati dan menyebabkan kanker.

Global Burden of Disease Study adalah penelitian yang paling dipercaya untuk membahas tentang bagaimana orang-orang meninggal di setiap negara di dunia.

Cerita Ahmad Fajar, Balita Penderita Gizi Buruk di Mojokerto

MOJOKERTO, KOMPAS.com – Usianya hampir 4 tahun, namun berat badannya hanya 5,5 Kilogram. Badannya pun tampak sangat kurus.

Selain tampak sangat kurus, badan balita itu juga kaku. Saking kurusnya, pada kedua kaki dan tangannya hanya nampak kulit yang menempel ke tulang.

Begitulah kondisi Ahmad Fajar, balita asal Dusun Jatikumpul, Desa Mojokumpul, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Sejak Selasa (9/4/2019), balita putri dari almarhum Yunita dan Rifai itu menjadi perbincangan banyak kalangan karena kondisinya yang memprihatinkan.

Dalam usianya yang hampir memasuki kepala 4, balita yang diasuh oleh neneknya, Asmiatun (49), berat badannya jauh di bawah kategori normal.

Pengantar Mingguan: 09 April 2019

Health effects of dietary risks in 195 countries, 1990–2017: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2017

Mengkonsumsi makanan di bawah standar seharusnya (suboptimal diet) merupakan faktor resiko yang dapat dicegah yang penting untuk penyakit tidak menular (PTM). Namun, pengaruhnya pada beban penyakit tidak menular belum dievaluasi secara sistematis. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi konsumsi makanan dan nutrien utama dari 195 negara dan untuk mengukur pengaruh konsumsi makanan di bawah standar pada angka mortalitas dan morbiditas prnyakit tidak menular

Hubungan antara kebiasaan makan dan penyakit tidak menular (PTM) kronis sedang diinvestigasi secara masif. Beberapa penelitian terkait PTM belum menggambarkan bagaimana faktor makanan, namun dari bukti secara epidemiologis  termasuk dari penelitian observasi prospektif jangka panjang dan jangka pendek menunjukkan adanya bukti yang mendukung adanya hubungan sebab akibat yang potensial pada makanan tertentu (contohnya buag, sayur, daging olahan, konsumsi lemak trans) dengan PTM (penyakit jantung iskemik, diabetes dan kanker kolorektal). Penemuan ini sebagai pedoman (guideline) nasional dan internasional terkait makanan yang dapat mencegah penyakit tidak menular.

Selengkapnya


Reportase Webinar Intervensi – Intervensi Efektif dalam Menurunkan Prevalensi Gizi Buruk dan Stunting di Provinsi Kepulauan Riau

Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM bekerja sama dengan Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan RI pada 27 Maret 2019 menyelenggarakan  webinar intervensi – intervensi efektif dalam menurunkan prevalensi gizi buruk dan stunting di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dengan narasumber Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau yaitu Dr. H. Tjetjep Yudiana, M.Kes  dan dr. Raja Muhammad Hendriansjah, Sp.GK selaku dokter spesialis gizi klinik yang bertugas di Provinsi Kepulauan Riau. Sejumlah 13 peserta mengikuti kegiatan ini dari luar UGM melalui webinar.

Materi Reportase


Studi Komparasi Beberapa Metode Skrining Penilaian Status Gizi Pada Pasien Dewasa Rawat Inap Rumah Sakit

Skrining gizi perlu dilakukan untuk mengetahui resiko malnutrisi pada pasien rawat inap sehingga dukungan gizi dapat diberikan secra optimal. Alat skrining gizi telah banyak dikembangkan salah satunya di Indonesia, Simple Nutrition Screening Tool (SNST) yang berdasarkan studi sebelumnya memiliki validitas dan reliabilitas baik. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kemampuan SNST dalam emmprediksi malnutrisi bila dibandingkan dengan alat skrining gizi lain pada pasien rawat inap di bangsal yang berbeda.

Selengkapnya


Reportase

Webinar Best Practices : Penggunaan Evidence Based untuk Pengambilan Keputusan Gizi

Pada 6 Maret 2019, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM bekerja sama dengan Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan RI mengadakan acara Webinar Best Practices : Penggunaan Evidence Based untuk Pengambilan Keputusan Gizi dengan narasumber Prof. dr. Laksono Trisantoro, M.Sc, PhD, H. Ir. Herwin Yatim, MM selaku Bupati Kabupaten Banggai dan Kepala Dinas Kabupaten Banggai yaitu Dr. dr Anang S Otuluwa, M.Kes. Sejumlah orang mengikuti kegiatan ini dari luar UGM melalui webinar.

Materi & Video Reportase


Jakarta, 25 Januari 2019

Rekaman Kegiatan Hari Gizi Nasional ke 59 tahun 2019

Silahkan anda klik untuk membaca power point dan menyimak videonya

Materi & Video


Mini Simposium

“Penguatan dan Diseminasi Pangan Fungsional untuk Kesehatan Masyarakat”

P3FNI (Perhimpunan Penggiat Pangan Fungsional dan Nutrasetikal Indonesia) bekerjasama dengan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Mini Simposium dengan tajuk “Penguatan dan Diseminasi Pangan Fungsional untuk Kesehatan Masyarakat”. Acara ini berlangsung pada Kamis, 17 Januari 2019. Berbagai materi presentasi dari kegiatan tersebut dapat diakses pada link berikut

Materi

Reportase Webinar Intervensi – Intervensi Efektif dalam Menurunkan Prevalensi Gizi Buruk dan Stunting di Provinsi Kepulauan Riau

Reportase

 Webinar Intervensi – Intervensi Efektif dalam Menurunkan Prevalensi Gizi Buruk dan Stunting di Provinsi Kepulauan Riau

Para peserta webinar di kampus FK-KMK UGM, dok. PKMK

Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM bekerja sama dengan Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan RI pada 27 Maret 2019 menyelenggarakan  webinar intervensi – intervensi efektif dalam menurunkan prevalensi gizi buruk dan stunting di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dengan narasumber Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau yaitu Dr. H. Tjetjep Yudiana, M.Kes  dan dr. Raja Muhammad Hendriansjah, Sp.GK selaku dokter spesialis gizi klinik yang bertugas di Provinsi Kepulauan Riau. Sejumlah 13 peserta mengikuti kegiatan ini dari luar UGM melalui webinar.

Sesi pengantar diawali oleh Dr. rer. Nat.B.J. Istiti Kandarina dari FK – KMK UGM. Istiti menyampaikan bahwa webinar kali ini adalah kali kedua dan membahas isu – isu dan topik terkini di bidang gizi kesehatan. Pertemuan ini diharapkan menjadi media knowledge sharing terutama dalam gizi kesehatan dari daerah sehingga pengalaman praktis dan praktik baik di suatu wilayah dapat menjadi bahan pembelajaran bagi daerah lain.

Sesi selanjutnya diisi oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepuluan Riau, Dr. H. Tjetjep Yudiana, M.Kes. Tjetjep mengawali presentasi dengan pemaparan tentang Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang menjadi wilayah kerjanya. Provinsi ini dibentuk berdasarkan UU Nomor 25 Tahun 2002. Dengan ibukota di Tanjungpinang, Provinsi Kepri memiliki 5 kabupaten yaitu: Bintan, Karimun, Lingga, Natuna, dan Kep. Anambas.

Pelaksanaan webinar dengan narasumber dari Provinsi Kepulauan Riau, dok.PKMK

Masalah gizi buruk, gizi kurang, dan stunting mulai dihadapi oleh Provinsi Kepri pada  2010. Hal ini menilik paxa data Riskesdas 2007 yang menyebutkan jumlah gizi buruk sebesar 3%, gizi kurang sebesar 9.4%, dan stunting mencapai 26.1%. Angka ini lebih rendah dari rata – rata nasional namun pemerintah provinsi melihat situasi ini sebagai situasi buruk yang membutuhkan intervensi cepat. Kepala dinas menyatakan bahwa ada 5 faktor yang berkontribusi terhadap gizi buruk di Kepri, yaitu:

  1. Faktor geografis

    Wilayah Kepulauan Riau yang terdiri dari 2408 pulau menimbulkan kesulitan bagi tenaga kesehatan dalam menjangkau masyarakat dari segi jarak, waktu, dan biaya. Contact rate antara masyarakat dengan tenaga kesehatan terbilang cukup rendah. Penyakit tidak dapat segera mendapatkan penanganan. Keterbatasan moda transportasi antar pulau dan perubahan cuaca menambah tantangan yang dihadapi oleh masyarakat maupun tenaga kesehatan.

  2. Faktor Sosial Ekonomi

    Jumlah penduduk miskin di Kepulauan Riau mencapai 8.13% dari total jumlah penduduk. Kondisi ini cukup mempengaruhi jumlah kasus gizi buruk, gizi kurang, dan stunting.

  3. Rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan dan gizi
  4. Budaya Masyarakat

    Paparan pada segmen ini disampaikan oleh dr. Raja Muhammad Hendriansjah, Sp.GK sebagai praktisi gizi klinik di Provinsi Kepri. Raja menyampaikan bahwa pola makan dan pola asuh masyarakat kepri turut berkontribusi dalam kasus stunting dan gizi buruk. Pola yang terjadi adalah Provinsi Kepri memiliki sumber daya laut yang luar biasa namun ikan, udang, kerang tersebut lebih banyak dijual daripada dikonsumsi sendiri. Akibatnya masyarakat pesisir cukup banyak mengalami kasus stunting

  5. Akses pelayanan kesehatan

    Faktor geografis yang sulit membutuhkan terobosan khusus dalam pengembangan sarana prasarana fisik dan SDM Kesehatan. Dinas Kesehatan Provinsi Kepri mengembangkan program puskesmas laut dan dokter/bidan keluarga untuk mengatasi tantangan akses pelayanan kesehatan.

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau merespon kasus gizi buruk, gizi kurang, dan stunting dengan pendekatan intervensi spesifik dan intervensi sensitif lintas sektor. Intervensi spesifik dilaksanakan dengan sasaran ibu hamil, ibu menyusui, anak usia 0 – 6 bulan, serta anak usia 7 – 23 bulan. Intervensi sensitif melibatkan multi sektoral antara lain: koordinasi dengan Dinas PU dan Dinas Perkim terkait penyediaan air bersih dan sanitasi, kerjasama dengan Dinas PP dan KB terkait layanan kesehatan dan KB, optimalisasi konsumsu ikan melalui Program gemar Ikan bekerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan, kerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan melalui program ketahanan pangan dan gizi, memastikan setiap keluarga miskin memiliki jaminan social berupa Kartu Indonesia Sehat (KIS), serta optimalisasi konsumsi pangan sayur, buah, dan protein hewani bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Kesehatan Hewan.

Berdasarkan data Riskesdas 2018, Provinsi Kepri menempati urutan empat terbaik dalam penurunan angka stunting secara nasional. Penurunan angka gizi buruk pun menunjukkan hasil signifikan dan Provinsi Kepri berhasil menempati posisi pertama gizi buruk terendah se-Indonesia.  (SI)

Health effects of dietary risks in 195 countries, 1990–2017: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2017

Mengkonsumsi makanan di bawah standar seharusnya (suboptimal diet) merupakan faktor resiko yang dapat dicegah yang penting untuk penyakit tidak menular (PTM). Namun, pengaruhnya pada beban penyakit tidak menular belum dievaluasi secara sistematis. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi konsumsi makanan dan nutrien utama dari 195 negara dan untuk mengukur pengaruh konsumsi makanan di bawah standar pada angka mortalitas dan morbiditas prnyakit tidak menular

Hubungan antara kebiasaan makan dan penyakit tidak menular (PTM) kronis sedang diinvestigasi secara masif. Beberapa penelitian terkait PTM belum menggambarkan bagaimana faktor makanan, namun dari bukti secara epidemiologis  termasuk dari penelitian observasi prospektif jangka panjang dan jangka pendek menunjukkan adanya bukti yang mendukung adanya hubungan sebab akibat yang potensial pada makanan tertentu (contohnya buag, sayur, daging olahan, konsumsi lemak trans) dengan PTM (penyakit jantung iskemik, diabetes dan kanker kolorektal). Penemuan ini sebagai pedoman (guideline) nasional dan internasional terkait makanan yang dapat mencegah penyakit tidak menular.

Dampak Covid