Author Archive

Pengantar Mingguan: 02 April 2019

Reportase Webinar Intervensi – Intervensi Efektif dalam Menurunkan Prevalensi Gizi Buruk dan Stunting di Provinsi Kepulauan Riau

Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM bekerja sama dengan Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan RI pada 27 Maret 2019 menyelenggarakan  webinar intervensi – intervensi efektif dalam menurunkan prevalensi gizi buruk dan stunting di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dengan narasumber Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau yaitu Dr. H. Tjetjep Yudiana, M.Kes  dan dr. Raja Muhammad Hendriansjah, Sp.GK selaku dokter spesialis gizi klinik yang bertugas di Provinsi Kepulauan Riau. Sejumlah 13 peserta mengikuti kegiatan ini dari luar UGM melalui webinar.

Materi Reportase


Studi Komparasi Beberapa Metode Skrining Penilaian Status Gizi Pada Pasien Dewasa Rawat Inap Rumah Sakit

Skrining gizi perlu dilakukan untuk mengetahui resiko malnutrisi pada pasien rawat inap sehingga dukungan gizi dapat diberikan secra optimal. Alat skrining gizi telah banyak dikembangkan salah satunya di Indonesia, Simple Nutrition Screening Tool (SNST) yang berdasarkan studi sebelumnya memiliki validitas dan reliabilitas baik. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kemampuan SNST dalam emmprediksi malnutrisi bila dibandingkan dengan alat skrining gizi lain pada pasien rawat inap di bangsal yang berbeda.

Selengkapnya


Reportase

Webinar Best Practices : Penggunaan Evidence Based untuk Pengambilan Keputusan Gizi

Pada 6 Maret 2019, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM bekerja sama dengan Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan RI mengadakan acara Webinar Best Practices : Penggunaan Evidence Based untuk Pengambilan Keputusan Gizi dengan narasumber Prof. dr. Laksono Trisantoro, M.Sc, PhD, H. Ir. Herwin Yatim, MM selaku Bupati Kabupaten Banggai dan Kepala Dinas Kabupaten Banggai yaitu Dr. dr Anang S Otuluwa, M.Kes. Sejumlah orang mengikuti kegiatan ini dari luar UGM melalui webinar.

Materi & Video Reportase


Jakarta, 25 Januari 2019

Rekaman Kegiatan Hari Gizi Nasional ke 59 tahun 2019

Silahkan anda klik untuk membaca power point dan menyimak videonya

Materi & Video


Mini Simposium

“Penguatan dan Diseminasi Pangan Fungsional untuk Kesehatan Masyarakat”

P3FNI (Perhimpunan Penggiat Pangan Fungsional dan Nutrasetikal Indonesia) bekerjasama dengan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Mini Simposium dengan tajuk “Penguatan dan Diseminasi Pangan Fungsional untuk Kesehatan Masyarakat”. Acara ini berlangsung pada Kamis, 17 Januari 2019. Berbagai materi presentasi dari kegiatan tersebut dapat diakses pada link berikut

Materi

Studi Komparasi Beberapa Metode Skrining Penilaian Status Gizi Pada Pasien Dewasa Rawat Inap Rumah Sakit

Skrining gizi perlu dilakukan untuk mengetahui resiko malnutrisi pada pasien rawat inap sehingga dukungan gizi dapat diberikan secra optimal. Alat skrining gizi telah banyak dikembangkan salah satunya di Indonesia, Simple Nutrition Screening Tool (SNST) yang berdasarkan studi sebelumnya memiliki validitas dan reliabilitas baik. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kemampuan SNST dalam emmprediksi malnutrisi bila dibandingkan dengan alat skrining gizi lain pada pasien rawat inap di bangsal yang berbeda.

Tingginya prevalensi malnutrisi pada pasien di rumah sakit menjadi perhatian, baik di negara maju maupun berkembang. Malnutrisi pada pasien menyebabkan imunitas menurun sehingga masa penyembuhan jadi lebih lama, biaya rawat inap meningkat dan secara umum angka morbiditas dan mortalitas meningkat.

Peneliti LIPI: Daun Kelor Sebagai Sumber Pangan Lokal Bisa Mencegah Stunting

Persoalan stunting di Indonesia masih terus diatasi oleh pemerintah. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, Kementerian Kesehatan mencatat, stunting di Indonesia kini berada di angka 30,8 persen.

Tercatat, angka stunting tahun 2007 mencapai 36,8 persen. Sementara tahun 2013 angka stunting juga turun menjadi 37,2 persen dan tahun 2018, turun kembali menjadi 30,8 persen. Meski trennya cenderung menurun, namun prevalensi anak stunting masih menjadi perhatian khusus dari pemerintah.

Pengantar Mingguan: 21 Maret 2019

Webinar: Intervensi-Intervensi Efektif dalam Menurunkan Prevalensi Gizi Buruk dan Stunting 

Yogyakarta, Rabu 27 Maret 2019 Pukul 10.00-11.30 Wib

Dalam konteks desentralisasi kesehatan, program-program gizi bukan hanya merupakan tanggung jawab pemerintah pusat, akan tetapi juga pemerintah propinsi, kota, maupun kabupaten. Sehinggga perlu ada mekanisme untuk mengetahui intervensi-intervensi efektif  yang telah dilakukan sampai padal evel kota maupun kabupaten. Dalam hal Knowledge Management penyebaran informasi mengenai intervensi efektif dapat dilakukan secara jarak jauh karena Teknologi informasi memungkinkan berbagai kegiatan Knowledge Management dilakukan sehingga bisa memotong jarak, biaya dan waktu dengan kualitas output yang cukup baik.

Selengkapnya

Reportase

Webinar Best Practices : Penggunaan Evidence Based untuk Pengambilan Keputusan Gizi

Pada 6 Maret 2019, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM bekerja sama dengan Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan RI mengadakan acara Webinar Best Practices : Penggunaan Evidence Based untuk Pengambilan Keputusan Gizi dengan narasumber Prof. dr. Laksono Trisantoro, M.Sc, PhD, H. Ir. Herwin Yatim, MM selaku Bupati Kabupaten Banggai dan Kepala Dinas Kabupaten Banggai yaitu Dr. dr Anang S Otuluwa, M.Kes. Sejumlah orang mengikuti kegiatan ini dari luar UGM melalui webinar.

Materi & Video Reportase


Jakarta, 25 Januari 2019

Rekaman Kegiatan Hari Gizi Nasional ke 59 tahun 2019

Silahkan anda klik untuk membaca power point dan menyimak videonya

Materi & Video


Mini Simposium

“Penguatan dan Diseminasi Pangan Fungsional untuk Kesehatan Masyarakat”

P3FNI (Perhimpunan Penggiat Pangan Fungsional dan Nutrasetikal Indonesia) bekerjasama dengan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Mini Simposium dengan tajuk “Penguatan dan Diseminasi Pangan Fungsional untuk Kesehatan Masyarakat”. Acara ini berlangsung pada Kamis, 17 Januari 2019. Berbagai materi presentasi dari kegiatan tersebut dapat diakses pada link berikut

Materi

Intervensi-Intervensi Efektif dalam Menurunkan Prevalensi Gizi Buruk dan Stunting di Kepulauan Riau

Term Of Reference (TOR)

Webinar: Intervensi-Intervensi Efektif dalam

Menurunkan Prevalensi Gizi Buruk dan Stunting di Kepulauan Riau

Yogyakarta, Rabu 27 Maret 2019 Pukul 10.00-11.30 Wib

LATAR BELAKANG

Dalam konteks desentralisasi kesehatan, program-program gizi bukan hanya merupakan tanggung jawab pemerintah pusat, akan tetapi juga pemerintah propinsi, kota, maupun kabupaten. Sehinggga perlu ada mekanisme untuk mengetahui intervensi-intervensi efektif  yang telah dilakukan sampai padal evel kota maupun kabupaten. Dalam hal Knowledge Management penyebaran informasi mengenai intervensi efektif dapat dilakukan secara jarak jauh karena Teknologi informasi memungkinkan berbagai kegiatan Knowledge Management dilakukan sehingga bisa memotong jarak, biaya dan waktu dengan kualitas output yang cukup baik.

Untuk mendukung proses Knowledge management, Jaringan Pangan dan Gizi menganggap knowledge menjadi sebuah aset sehingga dengan menggunakan konsep webinar yang merupakan salah satu solusi pada era digital saat ini dapat menyebarkan informasi mengenai best practices terkait intervensi- intervensi efektif yang telah digunakan dalam menurunkan prevalensi gizi buruk dan stunting di Kepulauan Riau (Kepri). Hal ini memungkinkan orang yang memiliki keterbatasan waktu dan jarak dapat difasilitasi untuk dapat menyimak dan berdiskusi jarak jauh melalui teknologi webinar.

Kasus stunting di Kepri mencapai 24 persen dari angka bayi lahir tahun 2018. Berdasarkan data tersebut, pemerintah pusat menetapkan dua kabupaten sebagai lokus penanggulangan stunting, yaitu Kabupaten Lingga dan Natuna. Penanggulangan stunting dilaksanakan melalui pendekatan komprehensif dengan model lintas program dan sektor terkait. Target sasaran kegiatan ini melibatkan remaja putri, ibu hamil, serta ibu menyusui dan bayi baru lahir. Pada remaja putri diakukan pemberian tablet Fe untuk memutus mata rantai stunting. Bagi ibu hamil dan menyusui diberikan berbagai edukasi terkait kebiasaan mencuci tangan, IMD dan ASI eksklusif, serta penyediaan obat cacing dan perlingdungan terhadap malaria. Monitoring pelaksanaan surveilans gizi dilakukan secara online lewat formulir pencatatan pada aplikasi E-PPGBM (Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat)

TUJUAN

Adapun tujuan dari pelatihan jarak jauh ini agar Intervensi-Intervensi efektif dalam menurunkan prevalensi gizi buruk dan stunting di Kepulauan Riau dapat disebarluaskan untuk peningkatan ilmu pengetahuan.

HASIL

Peningkatan pengetahuan oleh semua peserta terkait intervensi-Intervensi efektif dalam menurunkan prevalensi gizi buruk dan stunting di Kepulauan Riau

SASARAN PESERTA

  1. Anggota jejaring pangan dan Gizi
  2. Staf Direktorat Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan
  3. Kepala Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan
  4. Kepala Seksi Bina Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan
  5. Kepala Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan
  6. Gubernur, Bupati/Walikota, dan camat se-Indonesia
  7. Mahasiswa Gizi Kesehatan FK-KMK UGM
  8. Alumni S2 IKM FK – KMK UGM
  9. Dosen, Peneliti, dan Konsultan di bidang Gizi Masyarakat
  10. Pemerhati Gizi

AGENDA

NO Waktu Kegiatan Pembicara
1 10.00-10.10 Pengantar Diskusi online Dr. rer. Nat.B.J. Istiti Kandarina
2 10.10-11.00 Intervensi-Intervensi efektif dalam menurunkan prevalensi gizi buruk dan stunting di Kepulauan Riau

Materi

Dr. H. Tjetjep Yudiana, M.Kes (Kadinkes Prov Kepulauan Riau)

dr. Raja Muhammad Hendriansjah, Sp.GK

3 11.00-11.20 Diskusi
4 11.20-11.30 Kesimpulan Dr. rer. Nat.B.J. Istiti Kandarina

 

LINK WEBINAR

Link Webinar: https://attendee.gotowebinar.com/register/3319871304007276546

Webinar ID: 698-144-571

NARAHUBUNG KEGIATAN

Maria Lelyana

Telp       0274-549425

HP/WA   08111019077

Email: lelyana.pkmk@gmail.com

Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting 2018 – 2024

Menurut Riskesdas 2018, prevalensi balita stunting (kerdil) mengalami penurunan dari 37,2% pada 2013 menjadi 30,8% pada 2018. Prevalensi bawah dua tahun (baduta) stunting (kerdil) juga mengalami penurunan. Namun demikian, tantangan percepatan penurunan stunting masih cukup besar. Beberapa kendala penyelenggaraan percepatan pencegahan stunting antara lain belum efektifnya program pencegahan stunting, belum optimalnya koordinasi penyelenggaraan intervensi gizi spesifik dan sensitif di semua tingkatan terkait dengan perencanaan dan penganggaran, penyelenggaraan dan pemantauan dan evaluasi, masih minimnya advokasi, kampanye dan diseminasi terkait dengan stunting dan berbagai upaya pencegahannya. Maka dari itu disusunlah suatu strategi nasional untuk percepatan pencegahan stunting.

Indonesia di Peringkat Dua Dunia sebagai Negara Pembuang Makanan Terbanyak

Ingatkah Anda ketika dimarahi oleh Ibu karena tidak menghabiskan makanan? Atau mungkin hal itu terjadi baru-baru ini saja?

Salah satu penjelasan umum yang Ibu berikan adalah Anda tidak menghargai makanan, sementara banyak orang di dunia sedang kelaparan.

Nasihat itu benar, tetapi hanya sebagian dari cerita yang sebenarnya. Seperti yang dipublikasikan dalam Journal of Sustainable Agriculture pada 2012, sebetulnya kita telah memproduksi cukup banyak makanan untuk 10 miliar orang, melebihi populasi dunia saat ini.

Bappenas: Kerugian Ekonomi Akibat Kurang Gizi Bisa Capai Rp 300 T

Jakarta – Pemerintah terus berupaya menekan angka stunting di Indonesia. Pasalnya, ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro, kekurangan zat gizi mikro di masyarakat bisa menyebabkan kerugian ekonomi sebesar 0,7 hingga 2 persen Produk Domestik Bruto untuk negara berkembang.

Apabila mengambil persentase kerugian terbesar yaitu 2 persen dan besar PDB indonesia senilai Rp 15.000 triliun, maka Indonesia bisa kehilangan Rp 300 triliun akibat kekurangan gizi mikro.

Membumikan Gerakan Cegah Stunting

Jakarta – Tubuhnya pendek dan kurus. Pendiam. Wajahnya tampak lebih muda dari anak seusianya. Pertumbuhan dan perkembangannya melambat, tak seperti data pertumbuhan ekonomi yang terus melesat. Itulah potret anak stuntingyang dialami satu dari setiap tiga anak yang tersebar di seluruh daerah Indonesia.

Stunting bukan hanya persoalan kekurangan gizi kronis, tapi ini berkelindan dengan reproduksi kemiskinan yang terus terpelihara; dari stuntingmenciptakan problem neurologis, kemampuan intelektual yang rendah dan keterampilan yang minim sehingga berkontribusi pada mata rantai kemiskinan.

Webinar Best Practices : Penggunaan Evidence Based untuk Pengambilan Keputusan Gizi

Reportase

Webinar Best Practices : Penggunaan Evidence Based untuk Pengambilan Keputusan Gizi

Pada 6 Maret 2019, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM bekerja sama dengan Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan RI mengadakan acara Webinar Best Practices : Penggunaan Evidence Based untuk Pengambilan Keputusan Gizi dengan narasumber Prof. dr. Laksono Trisantoro, M.Sc, PhD, H. Ir. Herwin Yatim, MM selaku Bupati Kabupaten Banggai dan Kepala Dinas Kabupaten Banggai yaitu Dr. dr Anang S Otuluwa, M.Kes. Sejumlah orang mengikuti kegiatan ini dari luar UGM melalui webinar.

Pada sesi pengantar, Prof. Laksono menyatakan bahwa kita sudah memasuki era baru, era digital dimana suatu pertemuan tidak perlu lagi mempermasalahkan jarak. Melaluw teknologi internet khususnya Webinar, kita bisa melakukan tatap muka dengan orang dari belahan dunia manapun.  Prof. Laksono kemudian memaparkan materi mengenai pengelolaan pengetahuan dan masyarakat praktisi. Di lapangan ada sekelompok profesional yang menerapkan berbagai ilmu untuk meningkatkan kinerja lembaga, entah di level pemerintah maupun swasta. Pengelolaan pengetahuan adalah suatu proses untuk menangkap, mendistribusikan ilmu pengetahuan secara efektif. Ada pula istilah community of practice (CoP) atau disebut juga masyarakat praktisi yaitu sekelompok orang yang sepakat untuk melakukan proses pembelajaran bersama, melakukan kerja sama demi perbaikan di bidang tertentu. Masyarakat praktisi berinteraksi secara regular dan bekerja selama maslah di lapangan terus ada. Beberapa profesi yang dapat tergabung dalam CoP adalah wartawan, akademisi, dan pengambil kebijakan. Hasil dari CoP sendiri yaitu ilmu pengetahuan yang berkembang, penerapan ilmu di lapangan. Salah satu contoh hasil kerja adalah adanya menara ilmu dalam bentuk web contohnya adalah www.jpg-indonesia.net yang berfungsi untuk memfasilitasi teman-teman praktisi dan akademisi yang terkait pangan dan gizi.

Pada sesi kedua diisi oleh Bupati Banggai : Ir. H. Herwin Yatim, MM. Herwin memaparkan mengenai Kabupaten Banggai yang menjadi wilayah kerjanya. Kabupaten Banggai adalah salah satu kabupaten di Sulawesi Tengah berjarak 260 km dari Palu. Kabupaten Banggai terkenal dengan pertambangan gas alam dan cair. Namun, sayang sekali pertumbuhan anak – anak di Kabupaten Banggai sebagai generasi penerus jauh dari harapan. Angka stunting di Kabupaten Banggai menurut riset kesehatan daerah sebesar 35,6%. Angka ini cukup tinggi, sehingga bupati langsung meminta kepala dinas kesehatan untuk turun langsung menangani stunting. Menurut penuturan bupati, kepala dinas konsisten melakukan upaya penanganan stunting sejak 2015 yaitu dengan mencanangkan proses perbaikan gizi dengan program posyandu prakonsepsi. Posyandu prakonsepsi adalah pelayanan ibu baru menikah meliputi perbaikan gizi sebelum kehamilan terjadi. Tujuan dilakukan program ini adalah untuk meningkatkan status kesehatan calon ibu sehingga nantinya akan lahir generasi yang sehat dan cerdas dan terhindar dari stunting.

Program ini bekerja sama dengan kementrian agama, bidan desa dan puskesmas setempat. Semua pihak saling berkoordinasi untuk mewujudkan keberhasilan program posyandu prakonsepsi. Di samping pemberian tablet besi, dinas kesehatan mulai memberikan suplemen multi gizi mikro (MGM) karena ternyata berdasarkan penelitian berbasis bukti (evidence based), ibu hamil yang mengalami anemia tidak hanya kekurangan zat besi namun juga vitamin dan mineral lain. Bukti lain adalah suplemen MGM lebih efektif dalam menurunkan kejadian komplikasi kehamilan seperti keguguran. Pemerintah kabupaten juga melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi negeri yaitu Universitas Hassanudin (UNHASS) Makassar untuk meneliti tentang perbaikan gizi. Selain dengan perguruan tinggi negeri, Kabupaten Banggai juga bekerja sama dengan Non-Govermental Organization (NGO) yaitu Vitamin Angels dan dari Universitas Oxford untuk ikut serta membantu melakukan penelitian gizi di Kabupaten Banggai. Harapannya bekerja sama dengan berbagai pihak dapat membantu menurunkan angka stunting di Kabupaten Banggai.

Pada sesi ketiga diisi oleh kepala dinas kesehatan Kabupaten Banggai yaitu Dr. dr. Anang S Otuluwa, M.Kes. Anang memaparkan beberapa desa dengan lokus stunting di Kabupaten Banggai. Data-data mengenai stunting dari berbagai desa dielaborasi dan didapatkan pada usia 0 – 11 bulan paling rendah, padahal menurut teori usia ini paling rentan terjadi stunting. Hal ini kemungkinan merupakan keberhasilan dari program pra konsepsi. Kepala dinas terus berupaya untuk mengurangi angka stunting dengan perbaikan gizi yang berdasarkan bukti.

Pertanyaan dan Komentar :

  1. Program sudah baik, angka kematian ibu (AKI) sangat turun drastis. Namun mengapa pada tahun berikutnya ada kenaikan yang cukup drastis?
    • Kepala Dinas : Setelah dilakukan audit maternal perinatal, kematian yang terjadi pada ibu hamil bukan karena perdarahan, tapi kasus ibu hamil yang selama ini tidak terpantau kemudian muncul. Contoh kasusnya adalah kehamilan yang tidak diinginkan (unwanted pregnancy). Pada ibu hamil yang tidak diinginkan, mereka tidak melakukan periksa rutin baik di bidan maupun puskesmas. Sehingga ketika ada masalah yang cukup serius baru dibawa ke puskesmas sudah dalam keadaan gawat dan berakhir meninggal di pukesmas. Inilah yang menyebabkan AKI meningkat.
  2. Ketika program itu dilaksanakan, apa kendala di masyarakat? Apa solusinya?
    • Kendala lebih ke adat dan kebiasaan di sana. Faktanya bidan dan kader masih baru, maka agak lama diterima masyarakat. Namun seiring waktu, ada bukti – bukti juga, maka masyarakat akan semakin merespon dan percaya kepada kader dan bidan. Terlebih, ibu hamil yang mengalami perdarahan ada intervensi oleh petugas dengan baik, maka ibu hamil lain melihat bukti ini dan akan mengikuti.
  3. Posyandu prakonsepsi apakah berbeda dengan posyandu balita lansia atau satu waktu? Apa tips dan trik agar masyarakat mau hadir di posyandu tersebut?
    • Beda posyandu prakonsepsi : caranya adalah merekrut calon pengantin dari KUA dan bekerjasama dengan KUA membekali dengan lembar balik kesehatan reproduksi dan gizi.
    • Tips dan triknya adalah mengajak bidan desa agar mau ikut membantu program ini. Selama ini masyarakat yang tidak mau rutin periksa adalah terkait kepercayaan. Namun perlahan-lahan dengan pendekatan yang rutin dan baik akan meningkatkan kunjungan posyandu prakonsepsi

Reporter: Avina Alawya (FK – KMK UGM)

Dampak Covid